Home Kebencanaan Kemarau di Pati Makin Ekstrem, Sumber Air Mengering

Kemarau di Pati Makin Ekstrem, Sumber Air Mengering

Pati, Gatra.com - Bencana kekeringan di wilayah Kabupaten Pati, Jawa Tengah, semakin meluas. Permintaan akan air bersih semakin meningkat di penghujung bulan Agustus. Pemerintah dan swasta pun berupaya untuk membantu menyalurkan kebutuhan warga terdampak, seperti yang dilakukan RS Budi Agung Juwana.

Direktur RS Budi Agung, Joko Subiyono, mengatakan selama dua pekan belakangan, pihaknya telah mendistribusikan bantuan ke titik yang paling ekstrem didera bencana kekeringan.

"Selama 15 hari ini kami telah mengirim tanki air ke daerah-daerah yang paling membutuhkan. Ini sebagai bentuk kepedulian kami kepada masyarakat," ujarnya di Desa Tanjungsekar, Kecamatan Pucakwangi, Jumat (25/8).

Baca Juga: Sumur Mengering Saat Kemarau, Warga Serbu Bantuan Air Bersih

Disebutkan, sebanyak lima truk tanki dengan kapasitas 4.000 - 5.000 liter dikirimkan ke wilayah terdampak kemarau paling parah setiap harinya, khususnya ke Kecamatan Jaken, Jakenan, Winong, Pucakwangi, Gabus, Tambakromo, dan Kayen.

"Kami akan terus melakukan droping air bersih ke daerah yang dilanda kekeringan pada musim kemarau tahun ini," tegasnya.

Tarji warga Desa Tanjungsekar mengaku telah mengalami kesulitan air bersih sejak tiga bulan. Diungkapkan, sumur dan embung telah mengering sejak awal musim kemarau. Sehingga hanya mengandalkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Baca Juga: Belasan Desa Terdampak Kekeringan, PMI Pati Penuhi Akses Air Bersih

"Tiga bulan ini sumber air sudah kering semua. Untuk air ya kita menunggu kiriman dari relawan. Sangat kesulitan sekali," terangnya.

Kepala Desa (Kades) Tanjungsekar, Irianto membeberkan, kekeringan saat ini sangat parah, sama seperti musim kemarau pada tahun 2019 silam. Ia berharap dermawan akan terus memberikan bantuan air bersih.

"Semuanya sudah kering, sumur, sungai, embung, bahkan Pamsimas juga sudah tak berfungsi. Warga hanya mengandalkan bantuan air bersih," keluhnya.

Diketahui, sebanyak 198 desa di 11 dari 24 kecamatan di wilayah kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani terdampak kekeringan. Mirisnya, 58 desa di tujuh kecamatan mengalami kekeringan paling ekstrem.

109