Home Gaya Hidup Komunitas Muslim Australia Berkunjung ke Jakarta. Ini Kesan Para Delegasi..

Komunitas Muslim Australia Berkunjung ke Jakarta. Ini Kesan Para Delegasi..

Jakarta, Gatra.com – Empat belas pemimpin muda komunitas Muslim Australia memulai kunjungan sepekan mereka ke Indonesia sebagai bagian dari Program Pertukaran Muslim Australia-Indonesia (AIMEP) 2023. AIMEP berfokus pada pertukaran dan dialog antarwarga, yang bertujuan menghapus stereotipe, membangun pemahaman yang mendalam tentang komunitas muslim dan masyarakat kedua negara, serta mendorong kolaborasi dan hubungan kemitraan yang langgeng.

Delegasi Australia tersebut akan mengunjungi kampus, organisasi, dan organisasi massa Islam terbesar di Indonesia termasuk Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Masjid Istiqlal. “Hubungan antar masyarakat yang terjalin melalui AIMEP membangun pemahaman yang mendalam antara Indonesia dan Australia dan memperkaya [wawasan] kedua komunitas. Ini adalah kesempatan bagi para pemimpin muda untuk merasakan secara langsung kehidupan masyarakat multikultural di Indonesia dan Australia,” ujar Kuasa Usaha Kedutaan Besar Australia, Steve Scott dalam keterangan resminya.

Tahun ini, AIMEP kembali berkunjung secara langsung setelah sebelumnya program ini berlangsung secara daring pada 2021-2022. Delegasi Australia yang berkunjung ke Indonesia pada September tahun ini merupakan bagian dari 58 delegasi dari Indonesia dan Australia yang ikut dalam pertukaran virtual tahun 2021-2022.

Pemimpin komunitas delegasi AIMEP Australia yang berkunjung ke Indonesia tahun ini berasal dari Melbourne, Sydney, Perth, dan Gold Coast. Sebanyak 14 delegasi tersebut berasal dari latar belakang eksekutif, pengusaha, praktisi kesehatan mental, guru, pengacara, relawan komunitas, jurnalis, aktor, konsultan, insinyur perangkat lunak, dan pekerja di bidang pemberdayaan perempuan.

Delegasi yang bergabung dalam program AIMEP 2023 juga termasuk alumni kelas online pada 2021-2022. Keempat belas delegasi tersebut di antaranya Abrar Ahmad, Tariq Baroudi, Aisha Elmir, Majdi Faleh, Lucas Hainsworth, Latifa Hamdan, Shamsiya Hussainpoor, Anisa Khan, Mifrah Mahroof, Oz Malik, Dean Mousad, Soumaya Najjarin, Aisha Novakovich, Ahmed Osman, dan Ziyad Serhan.

Delegasi Australia dalam Program AIMEP 2023 Berkunjung ke Kampus UIII di Depok pada 21 September 2023
(GATRA/ Andhika Dinata)

**

Delegasi Australia dari AIMEP, Soumaya Najjarin menyampaikan kesan yang mendalam atas kunjungannya ke Indonesia dan komunitas muslim yang ada di Jakarta. Ia menggambarkan masyarakat Indonesia sebagai pribadi yang baik, lembut, fokus pada keluarga, dan pada komunitas.

“Keempat kata kunci tersebut saya gunakan untuk mewakili sahabat di Indonesia. Ketika kita disambut dengan hangat dan otentik, Subhanallah. Di sana ada keterhubungan pikiran, jiwa, hati yang selaras dan menyatu,” ujar Soumaya dalam sesi wawancara dengan Gatra di Kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Kamis (21/9).

Soumaya sendiri merupakan muslimah yang bekerja di Pemerintahan Australia sebagai Senior Policy and Project Officer—Strategic Priorities. Selain itu, ia juga bekerja di Departemen Pendidikan dan Komunitas New South Wales. “Praktik di pemerintahan merupakan serangkaian struktur, dan kami mengikuti prosesnya. Dalam kerja komunitas, ada banyak ruang lingkup yang kami kembangkan. Di mana kami menekankan unsur spiritual dan pengamalan budaya [komunitas],” ucap Soumaya.

Selama mengikuti program AIMEP, Soumaya membangun jaringan dan menemukan banyak relasi di komunitas. Dari sini, para wakil delegasi dapat bertukar pikiran dan belajar. Dalam program AIMEP 2023, delegasi dari Australia juga direncanakan berkunjung ke kantor organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, yakni NU dan Muhammadiyah.

“Komunitas Islam di sini luar biasa dan bersemangat. Dan kami juga akan berkesempatan berkunjung ke Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, Insya Allah. Ini program kerangka kerja komunitas yang luar biasa, dan kami sangat mengapresiasinya,” tutur Soumaya.

Salah satu pembelajaran penting yang dipetiknya dari Indonesia, yakni pemberdayaan perempuan yang kuat dan menginspirasi. Ia turut memuji pencapaian NU yang sukses menggelar Kongres Ulama Perempuan sebagai upaya menyuarakan perlindungan perempuan Islam dalam politik. “Menurut saya, hal ini luar biasa, seperti kontribusi kuat perempuan muslim Indonesia kepada masyarakatnya, dan sungguh menginspirasi,” ujarnya.

Sementara itu, delegasi Australia lainnya dari AIMEP, Abrar Ahmad mengatakan, program AIMEP sangat bermanfaat untuk menjalin silaturahmi komunitas muslim kedua negara. Alumni AIMEP 2022 ini mengaku ia bisa mengenal dengan baik 20 delegasi Indonesia dan 10 delegasi Australia dalam pertemuan daring tahun sebelumnya.

“Saya mengenal semuanya. Saya menjalin persahabatan dengan teman Indonesia, dan mereka datang ke Sydney, Australia terlebih dahulu untuk bekerja sama. Dan, kami datang ke sini [Jakarta] dua hari yang lalu. Orang-orang di sini sangat sopan dan menyenangkan,” kata Abrar.

Masjid Istiqlal Jakarta, Masjid Kebanggaan Umat Muslim di Indonesia (REUTERS/Wan)

Abrar yang berprofesi sebagai relawan di Horn of Africa Relief and Development Agency ini mengungkapkan kekagumannya terhadap keramahan sahabat muslim di Indonesia. Dalam perjalanan ke Indonesia, ia dijemput ke bandara oleh dua delegasi dari Indonesia. Tidak sekadar dijemput, Abrar diantar ke hotel dan disambut kawanan delegasi lainnya.

“Di bandara kami disambut bak selebriti. Lalu, kami diantar ke hotel dan di sana sudah banyak delegasi yang menyambut sebagai teman. Semua orang menyapa dengan ramah dan saya sangat tersentuh. Saya sekarang berada di negara muslim, dan inilah Islam yang harus diamalkan dan saya menyukainya,” katanya.

Ia mengaku mendapat pembelajaran berharga dari muslim Indonesia, yakni adanya kesetaraan terhadap kaum perempuan. Sebagai warga Australia yang berasal dari Bangladesh, ia berkisah wanita muslim di negaranya tidak mendapat ruang yang cukup untuk tampil di ruang publik termasuk di tempat ibadah.

Masya Allah. Di Indonesia, setiap masjid, ada wanita beribadah di sana. Dan tampak kesetaraan yang baik. Di mana wanita tidak tersembunyi di sudut atau semacamnya, paradoks sebuah masjid. Itu indah,” katanya.

Kekaguman lain yang ia rasakan yakni adanya kesatuan dalam keberagaman di Indonesia. “Di Indonesia, apapun agama dan golongannya, mereka tetap bagian dari Indonesia. Penduduk Islam, Kristen, mereka tetap orang Indonesia. Dan, Anda menerima itu sebagai bagian identitas nasional. Kami di Australia perlu mengetahui banyak tentang hal itu dan kami mulai mempelajarinya,” pungkasnya.

Terpisah, alumni program daring AIMEP Dean Mousad menyampaikan kebanggaannya bisa mengikuti program AIMEP secara langsung di Indonesia dan berinteraksi dengan komunitas muslimnya. “Saya rasa sudah lama sekali pada tahun 2021 ketika kami melakukan program daring untuk AIMEP. Alhamdulillah, semuanya menjadi nyata dan kita bertemu langsung di Indonesia, Insya Allah. Saya sangat menantikan untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru, dan juga berbagi pengetahuan dan pengalaman kami,” kata Dean.

136