Home Regional Mbak Ita Ajak Warga Semarang Hadiri Festival Pendamping Beras di Car Free Day

Mbak Ita Ajak Warga Semarang Hadiri Festival Pendamping Beras di Car Free Day

Semarang, Gatra.com - Pemerintah Kota Semarang akan menggelar Festival Pendamping Beras yang akan dilaksanakan pada saat Car Free Day di Simpanglima Semarang, Minggu (8 /10).

Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, Festival Pendamping Beras ini diadakan untuk terus menjaga kedaulatan pangan. Selain itu juga untuk mengatasi dampak dari El Nino dan harga bahan pokok seperti beras dan gula yang mengalami kenaikan.

Mbak Ita-panggilan akrabnya juga mengungkapkan, kegiatan Festival ini juga atas dorongan dari Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri dalam penutupan Rakernas IV PDIP.

Baca Juga: Ini 9 Rekomendasi Soal Kedaulatan Pangan Hasil Rakernas PDIP

Mbak Ita menjelaskan jika program ini merupakan awal dari upaya ketahanan pangan di Kota Semarang. Dirinya menyebut sebenarnya ada 10 bahan makanan pendamping beras yang bisa dijadikan sajian utama.

“Jadi pendamping beras ada 10, ada hanjeli, sorgum, sukun, porang, ubi, jagung, singkong, pisang. Nanti setiap hotel akan menyajikan produk makanan dari bahan non-beras,” katanya Kamis (5/10).

Dalam Festival Pendamping Beras nanti juga ada proses memasak, Pemerintah Kota Semarang akan mengajak chef hotel yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI) untuk memberikan tutorial memasak selain dengan menggunakan bahan gandum dan beras.

“Nanti akan ada demo memasak yang diikuti oleh teman-teman pemerintah kota, termasuk saya, dan bahan-bahan semuanya bukan dari gandum melainkan dari sorgum,” sambungnya.

Mbak Ita menambahkan, melalui program ini, masyarakat Kota Semarang tidak perlu khawatir lagi tentang harga beras dan gula yang semakin naik, karena ada alternatif lainnya pendamping beras yang bisa diolah.

Baca Juga: Presiden Jokowi Sebut 22 Negara Telah Stop Ekspor Bahan Pangan

“Kenapa dinamai Pendamping Beras karena kita tiap pagi sampai malam makannya dari beras. Dan saya tiga bulan ini gak makan nasi dan gula, ternyata tambah sehat sekaligus diet dan sekaligus ngirit,” ujarnya.

Festival ini, katanya, tidak hanya festival, tetapi ada pasar taninya. "Kemudian mensosialisasikan bagaimana ketahanan pangan di kota Semarang harus terus berjalan," pungkas mbak Ita.

Dengan adanya Festival ini, Mbak Ita berharap nantinya masyarakat tidak akan tergantung dalam mengkonsumsi nasi ataupun yang mengandung gandum. Ia mengajak agar masyarakat bisa mengolah makanan dari bahan lainnya seperti sorgum, singkong, dan sukun.

51