Home Kesehatan UNAIDS Indonesia Ajak Penyintas HIV/AIDS Bergerak Bersama Dalam Komunitas

UNAIDS Indonesia Ajak Penyintas HIV/AIDS Bergerak Bersama Dalam Komunitas

Jakarta, Gatra.com - Hari AIDS sedunia setiap tahunnya dirayakan pada setiap 1 Desember. Program Gabungan PBB untuk HIV/AIDS (UNAIDS) mengangkat tema "To End AIDS, Let Communities Lead!” pada Hari AIDS tahun ini. UNAIDS meyakini bahwa organisasi komunitas yang hidup dengan risiko, atau terdampak oleh HIV merupakan garda terdepan dalam kemajuan penanggulangan HIV/AIDS.

Direktur Utama UNAIDS Indonesia, Krittayawan Tina Boonto mengatakan, komunitas dan masyarakat sipil memiliki peran penting dalam memberikan edukasi terkait HIV/AIDS, baik terkait penularan, pengobatan hingga meluruskan stigma tehadapnya penyintasnya.

“40 tahun respons terhadap HIV/AIDS sudah terbukti peran community krusial. Kalau kita mau mencapai target mengakhiri AIDS tahun 2030 harus ada engagement dan involvement dari community.” ujarnya dalam konferensi pers Hari AIDS Sedunia 2023, Jakarta, Selasa (28/11) malam.

Komunitas bisa jadi penghubung pemerintah dengan para penyintas HIV/AIDS. Ia mencontohkan, saat ini pemerintah telah menyediakan obat antiretroviral/ARV namun banyak yang belum mengetahui program tersebut.

“Jadi, butuh komunitas untuk kasih tahu bahwa seluruh orang di Indonesia bisa dapat obat gratis,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi turut meminta para penyintas HIV/AIDS untuk bergabung ke dalam komunitas agar selalu memiliki dukungan untuk menjalani pengobatan secara rutin secara medis.

Imran mengatakan fasilitas kesehatan (faskes) dan tenaga kesehatan (nakes) memiliki keterbatasan dalam menjangkau penyintas HIV/AIDS secara langsung. Berbeda halnya dengan komunitas yang mampu merangkul para ODHA saat memiliki kendala untuk menjalani pengobatan.

“Teman-teman komunitas bisa menjangkau, bisa temani waktu down, depresi. Karena mereka pernah berada di dalam titik itu. Kalau nakes hanya bisa ngomong, tidak bisa merasakan,” jelasnya.

Sebagai informasi, merujuk data UNAIDS tahun 2022, sebanyak 630.000 orang meninggal akibat AIDS di seluruh dunia. 26.000 jiwa yang meninggal tersebut di antaranya berasal dari Indonesia.

154