Home Politik Mimbar Bebas Mahasiswa Sumut Tolak Politik Dinasti

Mimbar Bebas Mahasiswa Sumut Tolak Politik Dinasti

Jakarta, Gatra.com – Mahasiswa dari 23 kampus di Sumatera Utara (Sumut) menggelar mimbar bebas menolak politik dinasti dan kebangkitan neo-Orde Baru (Orba) di Lapangan Reformasi, Unika ST. Thomas, Medan, Kamis (30/11).

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum (FH) Unika ST. Thomas, Mujur Leonardo Manalu, dalam orasinya menyampaikan, pihaknya menggelar mimbas bebas untuk menolak politik dinasti.

Leonardo dalam keterangan pers, lebih lanjut menyampaikan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang baru berkuasa selama 9 tahun, telah berkhianat terhadap mahasiswa dan rakyat dengan mempertontonkan sejumlah masalah kebangsaan.

“Seperti politik dinasti oleh oligarki kekuasaan, pemberangusan demokrasi, hipokritnya penegakan hukum, kapitalisasi pendidikan, perbudakan modern, hingga perampasan hak tanah dan eksploitasi sumber daya alam yang masif,” ujarnya.

Menurutnya, pemerintahan Jokowi juga dinilai sedang mempertontonkan kesewenang-wenangan kekuasaan demi membangun politik dinasti.

“Hukum dan konstitusi diselewengkan. Infrastruktur pemerintahan digunakan sebagai alat untuk melanggengkan kekuasaan,” ujarnya.

Atas dasar itu, Leonardo menyeru mahasiswa di seluruh Indonesia untuk berani dan kritis terhadap pemerintahan Jokowi, bukan menghamba pada kekuasaan yang korup dan menindas.

“Kami mahasiswa dari berbagai kampus di Sumatera Utara menyatakan dengan tegas menolak politik dinasti dengan segala praktiknya,” ujar dia.

Selain itu, lanjut Leonardo, pihaknya juga menolak kembalinya kekuatan Orde Baru (Orba) yang sarat dengan penindasan, ketidakadilan, dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).

Selain orasi, mimbar bebas ini juga diisi dengan pembacaan puisi tentang kondisi Indonesia saat ini. Para mahasiswa membawa poster dengan berbagai tulisan di antaranya memprotes putusan MK soal batas usia minimal calon presiden dan wakil presiden.

Adapun sejumlah tulisan sebagai bentuk protes tersebut di antaranya “Tolak Politik Dinasti”, “Demi Anak Ni Yee”, “M-K Lagi Sakit”, “MK Mahkamah Keluarga”, dan “Putusan MK Membuat Kami Melawan”.

80