Home Regional Alokasi Pupuk Subsidi di Jateng Dinilai Masih Kurang, Ini Penyebanya

Alokasi Pupuk Subsidi di Jateng Dinilai Masih Kurang, Ini Penyebanya

Semarang, Gatra.com - Alokasi pupuk subsidi di di Jawa Tengah (Jateng) dinilai masih kurang untuk memenuhi kebutuhan para petani untuk pemupukan komoditas tanaman pertanian yang ada. Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jateng, Supriyanto alokasi pupuk subsidi tahun 2023 sebanyak 3 juta ton hanya diperuntukkan untuk sembilan komoditas pertanian.

Alokasi pupuk subsidi untuk sembilan komoditas pertanian ini sesuai Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022.

“Padahal di Jateng ada 69 komoditas pertanian dengan kebutuhan pupuk subsidi mencapai lima juta ton. Saya tak menyalahkan Permentan Nomor 10 tahun 2022,” katanya di sela Focus Group Discussion “Perbaikan Distribusi Pupuk: Perspektif Pelaku Usaha Pertanian dan Peran Serta Pemerintah Daerah,” digelar Nagara Insitute di Aston Inn Hotel Semarang, Rabu (20/12).

Lebih lanjut Supriyanto menyebutkan komuditas pertanian yang mendapat pupuk subsidi antara lain padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, kakao, dan tebu rakyat.

Sedangkan untuk komoditas pertanian lain seperti ubi kayu, kentang, tembakau tidak mendapatkan pupuk subsidi. Selain itu, penyerapan pupuk subsidi di Jateng juga tak sepenuhnya bisa diakses semua oleh petani, sehingga alokasi yang ada tidak bisa habis.

“Serapan pupuk subsidi di Jateng tidak sampai 90 persen, hanya sekitar 78 persen,” ujarnya.

Kondisi karena mekanisme penyaluran pupuk subsidi yang melalui elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) tidak sinkron datanya. Data e-RDKK tidak sama dengan yang musim berikunya.

Hal ini terjadi karena di Jateng masih banyak petani penggarap dengan sistem sewa lahan, yang tidak ada jaminan musim depan mereka akan menanam padi lagi. Ada juga masalah human error di mana satu desa di Magelang tidak bisa menebus pupuk subsidi, karena penyuluh tidak memasukan nama-nama itu ke e-RDKK.

“Padahal pemerintah daerah mendapat alokasi pupuk subdisi dari pusat atas dasar usulan e-RDKK,” kata Supriyanto.

Direktur Eksekutif Nagara Institute, Akbar Faizal dalam kesempatan sama menyatakan, menghadapi krisis pangan global yang sedang terjadi, penting bagi Indonesia untuk memiliki tingkat ketahanan pangan yang kuat. Salah satu yang harus dilakukan pemerintah adalah menyelesaikan masalah distribusi pupuk subsidi agar bisa tepat sasaran kepada para petani dengan harga yang murah.

“Pupuk subsidi merupakan salah satu komoditas inti dalam tercapainya ketersediaan pangan nasional yang baik. Sinergi seluruh pemangku kepentingan menjadi hal yang penting agar ketahanan pangan nasional kita menjadi kuat dan siap menghadapi tantangan pangan global,” ujar mantan anggota DPR RI ini.

218