Home Pemilu 2024 Sikap Kubu AMIN Terhadap Pertanyaan Perangkap yang Harusnya Didiskualifikasi

Sikap Kubu AMIN Terhadap Pertanyaan Perangkap yang Harusnya Didiskualifikasi

Jakarta, Gatra.com- Pertanyaan jebakan atau question trap mewarnai debat Calon Wakil Presiden di Jakarta Convention Center (JCC), 22/12. Yaitu soal regulasi carbon capture storage dan SGIE (State of the Global Islamic Economoy Report, seharusnya SGIER). Pelontarnya sama, Gibran Rakabuming Raka paslon 02. Meski sempat membuat Gibran di atas angin, kini kedua pertanyaan itu menjadi bumerang bagi Gibran dengan sentimen negatif 71% di media sosial.

John Muhammad, Peneliti Senior Indonesia Data Insight, mengatakan pertanyaan yang tidak jelas seperti itu melanggar kode etik debat. John mengutip George M. Musgrave dengan bukunya Competitive Debate: Rules and Techniques, terbitan 1957. Pada poin keenam tertulis: ‘In the questioning period, the questioner may ask any fair, clear question that has a direct bearing on the debate.’ Dalam periode tanya jawab, penanya dapat mengajukan pertanyaan apa pun yang adil dan jelas yang mempunyai kaitan langsung dengan perdebatan.

John menyayangkan itu. Seharusnya moderator yang ditunjuk KPU paham, dan tidak boleh membiarkan hal ini terjadi. "Moderator harus memaksa Gibran menguraikan pertanyaannya," katanya. Menurut John, lawan debat bisa menolak menjawab pertanyaan seperti itu, dan meminta pertanyaan itu didiskualifikasi. 

Juru Bicara Timnas AMIN, Indra Charismiadji, mengatakan strategi question trap itu membodohi masyarakat. "Kami sejak awal tidak akan melakukan strategi yang membodohi bangsa sendiri. Kami punya komitmen untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Jadi tidak ada upaya kami untuk memberikan pertanyaan jebakan. Yang tujuannya seolah-olah membuat lawan itu bodoh. Padahal yang nanya juga nggak ngerti!" katanya.

"Nampilin dasboard saja supaya kelihatan pinter. Dan banyak sekali data yang keliru, tidak tepat. Misalnya, jumlah wisatawan. Karena disampaikan dengan gaya yang sangat pede, waton banter, asal kenceng, kelihatannya bener," katanya.

"Mendeskreditkan siapa pun tidak menjadi bagian dari strategi kami. Kalau kami menyerang, itu bukan tujuannya untuk merendahkan. Yang kita serang gagasannya. Bukan untuk menunjukkan dia kayak orang bodoh. Namun agar rakyat Indonesia tahu kapasitas calon pemimpinnya," katanya. Harapannya ada perbaikan dari KPU. Seabagai wasit harus jujur dan adil. Agar yang terpilih nanti punya legitimasi.

Kubu AMIN masih menanti sikap KPU terkait pertanyaan menjebak yang tidak etis itu. Jika ada pertanyaan menjebak, apakah akan meminta diskualifikasi? "Kita lihat dulu evaluasi dari KPU spt apa. Baru nanti kita tentukan langkah selanjutnya," katanya.

69