Home Ekonomi Ini Alasan Kenapa Hilirisasi Batu Bara di Indonesia Belum Berjalan

Ini Alasan Kenapa Hilirisasi Batu Bara di Indonesia Belum Berjalan

Jakarta, Gatra.com - Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara pada Kementerian ESDM mengungkapkan bahwa, program hilirisasi batu bara yang digaungkan Pemerintah sampai saat ini masih belum berjalan.

Direktur Pengembangan Pengusahaan Batu Bara Kementerian ESDM, Lana Saria mengatakan, saat ini proyek hilirisasi masih menghadapi beberapa tantangan. Salah satu tantangan tersebut adalah tahap uji kelayakan atau feasibility study (FS) yang belum kunjung selesai dan pencarian mitra bisnis yang belum menemukan titik terang.

“Badan usaha yang telah di setujui persetujuan hilirisasinya ini beberapa di antaranya sedang mempersiapkan studi kelayakan dan ada yang sudah menjalankan kontruksi sampai mencari mitra yang bisa bersama-sama menjalankan hilirisasi itu, yaitu pihak ketiganya,” kata Lana dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja 2023 dan Program Kerja 2024 Subsektor Mineral dan Batu Bara, Selasa (16/1).

Menurutnya, sampai di tahun 2024 ini proyek hilirisasi batu bara yang telah direncanakan masih belum ada yang dimulai. Ia memperkirakan konstruksi proyek ini akan dimilai pada tahun 2025 mendatang.

“Masing-masing (badan usaha) yang kita perpanjangan telah memiliki rencana output yang berbeda-beda,” jelasnya.

Untuk diketahui, dalam mendukung program hilirisasi baru bara ini, Pemerintah menyediakan tiga insentif bagi perusahaan yang berkomitmen untuk melakukan hilirisasi batu bara.

Salah satunya adalah dengan pengurangan tarif royalti batubara khusus untuk gasifikasi batu bara hingga 0%. Kemudian pengaturan harga batubara khusus untuk meningkatkan nilai tambah (gasifikasi) yang dilaksanakan di mulut tambang.

“Insentif ketiga ialah masa berlaku Izin Usaha Pertambangan batubara yang dikhususkan pada batubara untuk gasifikasi diberikan sesuai dengan umur ekonomis industri gasifikasi batubara," kata Plt. Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Suswantono pada September 2024 lalu.

Adapun hililirisasi atau pemanfaatan batu bara ini sejalan dengan program Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam hilirisasi industri untuk mencapai Indonesia emas pada tahun 2045. Sehingga akan memberikan nilai tambah terhadap produk-produk yang dihasilkan.

Batu bara dapat diolah menjadi produk turunan, baik sebagai bahan baku industri maupun sumber energi seperti Dimethyl Ether (DME), Methanol, Synthetic Gas, Hidrogen dan Amonia. Saat ini, beberapa industri hilir batubara telah selesai dibangun, yaitu briket batu bara, pembuatan kokas, dan upgrading batu bara.

92