Home Nasional Jombang Menggugat Gelar Tadarus Awal Tahun Kupas Tuntas Buku Hitam Prabowo Subianto

Jombang Menggugat Gelar Tadarus Awal Tahun Kupas Tuntas Buku Hitam Prabowo Subianto

Jombang, Gatra.com - Sejumlah kelompok Gerakan Jombang Menggugat bersama Gerak 98 menggelar Tadarus Awal Tahun Kupas Tuntas Buku Hitam Prabowo Subianto, Sejarah Kelam Reformasi 98. Bedah buku itu dilangsungkan di Kabupaten Jombang, Jawa Timur pada Selasa (16/1).

Inisiator Jombang Menggugat, Syahrozi mengatakan buku ini bisa menjadi pembuka cakrawala khususnya generasi muda untuk melek dan sadar bahwasanya dalam memilih pemimpin itu harus dilihat dari rekam jejaknya.

“Apalagi situasi hari ini banyak terjadi pelanggaran mulai dari konstitusi yang ditabrak hingga adanya upaya untuk melanggengkan kekuasaan dengan berbagai cara yang sangat di luar nalar,” kata Syahrozi.

Tokoh masyarakat Jombang , Sadat Al-Mahiri sangat mengapresiasi adanya buku hitam Prabowo Subianto ini, apalagi peristiwa Orde Baru banyak generasi muda yang belum paham dan tidak merasakan langsung. Sehingga penting bagi mahasiswa yang mendapatkan mandat sebagai agen intelektual untuk sama-sama membangkitkan nalarnya agar sama sama kita memperjuangkan cita-cita reformasi yang masih belum terlaksana dengan baik.

Apalagi dalam menuju Indonesia Emas 2045 yang terdiri dari 4 elemen yakni peningkatan sumber daya manusia, ketahanan ekonomi, pembangunan dan ketahanan nasional harus diperkuat dengan adanya demokrasi yang kokoh.

“Tanpa demokrasi, semua itu akan percuma dan tak kan pernah terwujud sampai kapanpun,” ujarnya.

Ketua dari Forum Rakyat Jombang, Joko Fatah mengingatkan bahwa jangan sampai Indonesia memiliki pemimpin yang tempramental seperti Prabowo Subianto dan cenderung bisa otoriter. Apalagi dalam membaca buku ini, bisa langsung tersadar mengenai rekam jejaknya yang begitu kejam terhadap aktivis-aktivis pada waktu itu.

“Sebagai aktivis yang merasakan langsung peristiwa Malari hingga Peristiwa 98, sangat trauma bila otoritarianisme yang pernah terjadi di Orde Baru kembali bangkit. Apalagi kita lihat seksama adanya upaya tersebut ketika Prabowo berpasangan dengan Gibran yang notabenenya adalah Putera Mahkota Jokowi untuk bisa melanggengkan rezim ini. Sehingga penting bagi kita untuk lebih cerdas dalam memilih pemimpin,” jelasnya.

Pengamat militer Muhammad Sutisna mengatakan Indonesia sedang mengalami kemunduran demokrasi. Bahkan kemunduran demokrasi ini sepertinya sedang melanda di negara-negara Asia Tenggara. Ketika sejumlah negara mulai mengupayakan kelanggengan kekuasaannya dengan melibatkan keluarga.

Apalagi menurut Sutisna dalam melihat strategi politik yang dipakai oleh salah satu paslon meniru gayanya Presiden Terpilih Filipina Bongbong Marcos yang notabenenya adalah Putera dari Ferdinand Marcos Mantan Presiden Filipina yang terkenal dengan kekejamannya pada waktu menjabat.

“Mirip-mirip Soeharto. Tapi berkat kampanye gimmick dan kekuatan media sosial berhasil menutupi kejahatan kejahatan bapaknya di masa lalu , serta menjadikan Puteri Duterte sebagai wakilnya. Dirinya berhasil memenangkan Pemilihan Presiden di Filipina,” katanya.

“Oleh karena itu apa yang terjadi di Filipina jangan sampai terulang di Indonesia. Sehingga dengan adanya Buku Hitam Prabowo Subianto bisa membuka akal nurani kita, untuk melihat calon pemimpin dari rekam jejaknya. Karena buku ini menjelaskan secara rinci bagaimana kekejaman yang dilakukan oleh rezim Soeharto yang notabenenya adalah mertuanya,” tutupnya.

47