Home Kesehatan Introduksi Vaksin DBD Maksimal Diterapkan Tahun 2025 Mendatang

Introduksi Vaksin DBD Maksimal Diterapkan Tahun 2025 Mendatang

Jakarta, Gatra.com– Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, DR. dr. Maxi Rein Rondonuwu DHSM MARS menegaskan, Pemerintah berencana melakukan program introduksi vaksin dengue paling lambat tahun 2025 mendatang. “Program introduksi vaksin dengue oleh pemerintah bisa dimulai paling lambat tahun depan,” katanya dalam Diskusi Publik “Pentingnya Peran Masyarakat dalam Perlindungan Keluarga terhadap Ancaman Dengue” di Jakarta, Rabu (17/1).

DR Maxi juga menekankan bahwa Pemerintah Indonesia melalui RPJMN 2020-2024 berkomitmen untuk mengendalikan DBD sebagai bagian dari strategi peningkatan pengendalian penyakit. Upaya ini mencakup aktivitas, seperti pencegahan dan pengendalian faktor risiko penyakit serta penguatan health security.

Juga peningkatan cakupan penemuan kasus dan pengobatan. Serta pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian penyakit dan penguatan sanitasi total berbasis masyarakat. 

Baca juga: Fakta Nyamuk ber-Wolbachia, Berhasil Turunkan Kasus DBD

Ketua Satuan Tugas Imunisasi IDAI Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K) mengatakan, anak-anak rentan terinfeksi dengue karena mereka berada dekat dengan populasi nyamuk Aedes aegypti. Selain itu, waktu aktif nyamuk bersamaan dengan jadwal aktivitas anak-anak pada umumnya, yaitu pada siang hari dengan puncaknya pukul 08.00–13.00 serta 15.00–17.00.

"Oleh karena itu, IDAI telah mengeluarkan rekomendasi vaksinasi dengue bagi anak-anak, yang berisi 4 antigen dari 4 serotip virus dengue. Efikasinyapun telah diteliti di 8 negara endemik dengue dengan lebih dari 28ribu sampel berusia 1,5-60 tahun," jelas Prof Hartono.

Selain itu, lanjut dia, IDAI juga mendukung penerapan 3M Plus. "Tentunya kami juga mendukung penguatan semua upaya pencegahan DBD seperti penerapan program 3M Plus oleh Pemerintah, dan intervensi inovasi lainnya,” jelas Prof. Hartono.

Baca juga: Kasus DBD Meningkat, Ruang IGD RSUD Blora Penuh

Dia menambahkan bahwa jumlah kasus DBD di tahun 2022 dapat ditemukan pada seluruh kelompok usia, di mana 35 persen ditemukan pada rentang usia 5-14 tahun. Angka kematian akibat DBD tertinggi dilaporkan terjadi pada kelompok anak-anak usia 5-14 tahun atau 45% dari seluruh kelompok usia.

Perwakilan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Prof. Dr. dr. Erni Juwita Nelwan, SpPD-KPTI, PhD menambabkan bahwa vaksinasi menjadi metode yang sangat penting untuk membantu memberikan perlindungan lebih baik dari ancaman keparahan DBD. Dimana vaksinasi bisa diberikan bagi kelompok usia 6-45 tahun.

"Dengan demikian, perlindungan yang diberikan akan lebih optimal bagi seluruh anggota keluarga. Apalagi seseorang yang mempunyai penyakit penyerta seperti diabetes mellitus, atau diabetes mellitus dan hipertensi, apabila ia mengalami demam dengue berisiko lebih tinggi menjadi dengue berat bila dibandingkan mereka yang tidak punya penyakit penyerta," jelas Prof. Erni.

41