Washington D.C., Gatra.com - Kapal Induk Abraham Lincoln milik AS yang diperintahkan Pemerintah Trump telah melewati Terusan Suez, Mesir, Kamis (9/5) waktu setempat. Pengerahan kapal induk ini dikenal dengan misi ancaman "kredibel" dari Iran.

Hal ini dikuatkan oleh pernyataan Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton yang mengumumkan bahwa AS siap menghadapi potensi keamanan dari Iran. "Pesan yang jelas dan tidak salah bahwa AS sepenuhnya siap untuk menanggapi setiap serangan dari Iran," kata Bolton, seperti dilansir dari Russia Today.

Meski demikian, Bolton tidak merinci tentang dugaan ancaman potensial tersebut. Bahkan, beberapa laporan menyatakan bahwa AS telah bertindak secara tidak jelas, akibat informasi agen mata-mata Israel Mossad yang telah dikirim ke AS pada 15 April.

Baca Juga: Iran Tidak Akan Tunduk Pada AS

Walau begitu, beberapa media meragukan laporan ancaman "kredibel" dari Iran ini. Sehingga hanya menimbulkan kecurigaan dari banyak analis dan jurnalis lainnya.

Teheran langsung merespon. Seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional Iran menyebut keputusan itu sebagai "penggunaan tidak terampil dari peristiwa usang untuk mengobarkan perang psikologis" terhadap negara itu. Menurutnya, Iran telah mengetahui sejak lama akan adanya kapal induk AS yang hendak menyeberang ke Timur Tengah.

Terlepas dari manuver militer yang provokatif, Bolton mengatakan AS "tidak mencari perang" dengan Iran. Akan tetapi Bolton maupun Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo dalam beberapa bulan terakhir intensitasnya meningkat mengarahkan kepada anti Iran.