Home Ekonomi Jelang Lebaran, Warga Gunungkidul Kesulitan Air

Jelang Lebaran, Warga Gunungkidul Kesulitan Air

Gunungkidul, Gatra.com - Kesulitan air mulai dialami warga di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjelang hari raya Idul Fitri. Selain membeli, kebutuhan air saat ini dicukupi dengan mengambil dari telaga. 
 
Seperti dialami oleh Ratmin, 56, warga Dusun Ngricik, Desa Melikan, Kecamatan Rongkop, saat ditemui di Telaga Banteng, tak jauh dari rumahnya. Ia mengatakan, sejak April lalu ia harus membeli air untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. 
 
Ratmin bilang air sekitar lima ribu liter seharga Rp120 ribu bisa untuk mencukupi kebutuhan selama satu bulan. "Air yang dibeli itu untuk mandi dan kebutuhan rumah. Kalau untuk minum ternak, ambil air di telaga. Supaya bisa lebih hemat," katanya, Minggu (26/5), kepada Gatra.com.
 
Selain harus membeli air, kekeringan juga berdampak pada gagal panen. Ratmin pun hanya bisa pasrah menghadapi kondisi ini. "Satu petak ladang tanaman kacang sudah gagal panen," ujarnya. 
 
Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi saat dikonfirmasi mengatakan, musim kemarau saat ini dirasa lebih cepat datang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 
 
"Saya sudah sampaikan (ke instansi terkait). Kecamatan-kecamatan yang harus segera didrop air. Masak Lebaran tidak punya air. Tidak Lebaran pun, air menjadi kebutuhan yang penting," ucapnya. 
 
Secara terpisah, Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Mlati Yogyakarta Etik Setyaningrum mengatakan, pada akhir April hingga pertengahan Mei ini beberapa wilayah DIY sudah masuk musim kemarau, seperti di Gunungkidul bagian selatan dan Kulonprogo bagian selatan. 
 
"Terlihat dari hasil monitoring hari tanpa hujan, tampak sebagian besar wilayah Gunungkidul bagian selatan sudah tidak ada hujan dalam kurun waktu 20 sampai 30 hari terakhir ini," katanya. 
 
Wilayah Yogyakarta  bagian tengah dan utara diprediksi memasuki musim kemarau pada pertengahan hingga akhir Mei ini. Secara keseluruhan kondisi musim kemarau di DIY akan terjadi secara bertahap dimulai dari akhir April hingga akhir Mei. 
 
"Masyarakat agar mulai mempersiapkan diri seperti mulai menghemat air, menjaga kesehatan. Sementara untuk petani supaya mulai mempersiapakn pola tanam yang sesuai iklim kemarau agar tidak mengalami gagal panen," ucapnya.
334