Home Milenial Hari Pertama Daftar SMAN DIY, Jalur Prestasi Bermasalah

Hari Pertama Daftar SMAN DIY, Jalur Prestasi Bermasalah

Yogyakarta, Gatra.com - Hari pertama pendaftaran penerimaan peserta didik baru (PPDB) online tingkat SMAN di Daerah Istimewa Yogyakarta bermasalah. Sistem untuk memasukkan nilai calon siswa melalui jalur prestasi sempat macet. Sistem zonasi pun dianggap layaknya berjudi.

Masalah itu diungkapkan Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Mutu Disdikpora DIY Didik Wardaya saat dihubungi pada Senin (24/8).

"Permasalahan yang kami temukan yaitu masih berpengaruhnya zonasi bagi calon siswa yang memilih jalur prestasi. Padahal sesuai aturan, (penentu) jalur prestasi adalah nilai, waktu pendaftaran, dan pilihan, bukan zonasi," terangnya.

Sebagai contoh, jika calon siswa mendaftar SMAN di zona 2,3, dan 4, sistem masih menempatkan si calon siswa dalam sistem zonasi yang sesuai sekolah terdekat.

Baca Juga: Mendikbud Soal Sistem Zonasi: Hilangkan Sekolah Favorit, Pintarkan Semua Siswa

Padahal seharusnya siswa dengan jalur prestasi itu menempati posisi teratas di sekolah pilihan karena nilainya lebih baik dibanding calon siswa yang mendaftar sesuai zonasi.

"Masalah lainnya, siswa belum bisa memasukkan nilai tambahan non-mata pelajaran sebagai tambahan data di jalur prestasi. Saat ini bersama vendor penyedia sistem sedang kami lakukan perbaikan dan ditargetkan hari ini selesai," katanya.

PPDB SMAN/SMKN DIY berlangsung pada 24-26 Juni dan ditutup pada pukul 16.00 WIB. Tahun ini 69 SMAN menyediakan 388 kelas atau rombongan belajar dengan kuota 14.471 siswa. Adapun 46 SMKN mencakup 478 rombongan belajar mampu menampung 17.208 siswa.

Salah satu orag tua siswa yang mendaftar di SMAN 7 Yogyakarta, Marsudi, mengakui sistem zonasi memudahkan siswa menentukan sekolah. Namun sistem baru ini ia anggap layaknya bermain judi.

Baca Juga: Warga Kota Pelajar Demo Sistem Zonasi

"Anak saya bisa mendaftar di SMAN 5 dan 7 Yogyakarta. Karena panduan tidak ada, kami seperti bermain judi. Menaruh berkas di mana saja dan hanya mengandalkan keberuntungan. Berbeda dengan sistem nilai dulu," kata warga Brotokusuman, Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta, ini saat ditemui Gatra.com.

Menurutnya, sistem nilai memberi pandangan siswa dan orang tuanya untuk menentukan sekolah sesuai kemampuan akademik dan peluang diterima di sekolah itu.

Di SMAN 11 Yogyakarta, staf bagian informasi PPDB, Yulius, mengatakan sistem ini memudahkan pendaftar karena bisa mengambil nomor pendaftaran di sekolah mana saja dan memasukkan berkas ke sistem online di mana saja.

Hingga pukul 11.00 WIB, dua kelas IPS dengan kuota 72 siswa di SMAN 11 sudah penuh oleh pendaftar. Adapun tujuh kelas IPA dengan kuota 254 siswa sudah 207 calon murid mendaftar.

 

522