Home Internasional Tujuh Orang Dilaporkan Tewas dalam 'Million March' di Sudan

Tujuh Orang Dilaporkan Tewas dalam 'Million March' di Sudan

Khartoum, Gatra.com - Tujuh demonstran di Sudan dilaporkan tewas dan lebih dari 180 lainnya terluka dalam demonstrasi untuk menekan militer yang berkuasa dan menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan yang dipimpin warga sipil pada Ahad (30/6). Demonstrasi yang diikuti puluhan ribu orang itu juga menuntut keadilan bagi sejumlah korban yang tewas akibat operasi militer setelah tentara menggulingkan Presiden Omar Al Bashir.

Demonstrasi yang dikenal sebagai Million March merupakan demonstrasi pertama setelah militer menewaskan lebih dari 100 orang warga ketika pasukan keamanan bertindak keras membubarkan kamp demonstran di Khartoum pada 3 Juni lalu.

Dilansir dari Aljazeera, Komite Sentral Dokter Sudan yang terafiliasi dengan gerakan protes, mengatakan sekurangnya lima warga sipil tewas dalam insiden yang terjadi di kota Khartoum dan Omdurman. "Ada beberapa [korban] yang terluka serius oleh peluru-peluru milisi dewan militer di rumah sakit ibukota dan provinsi-provinsi," terangnya.

Sebelumnya dilaporkan bahwa pemrotes telah ditembak mati di Atbara yang terletak negara di tepi Sungai Nil, di timur laut Sudan. Kota tersebut menjadi tempat pemantik pemberontakan yang memicu pemindahan Al-Bashir.

Kelompok paramiliter pimpinan anggota senior Dewan Militer Transisi Rapid Support Forces (RSF) yang disalahkan demonstran sebagai dalang pembunuhan pada insiden 3 Juni lalu, dikerahkan dalam truk pick-up yang dilengkapi senapan mesin di beberapa lapangan Khartoum.

Di distrik Bahari utara Khartoum, Al-Mamoura dan Arkaweet, saksi mata menyebut polisi menembakkan gas air mata ketika ribuan demonstran meneriakkan: "Pemerintahan Sipil! Pemerintahan Sipil!". Pasukan keamanan juga dilaporkan menembakkan gas air mata ke demonstran di kota timur al-Qadarif.

"Hari ini telah menjadi hari yang mulia di Sudan, tidak hanya karena banyaknya orang yang berpartisipasi dalam protes, tetapi juga karena komitmen mereka yang tak pernah gagal terhadap perlawanan tanpa kekerasan," ujar salah satu Tokoh Asosiasi Profesional Sudan,

"Damai selalu menjadi kata pertama gerakan kita dan itu akan menjadi akhirnya," katanya.

Demonstrasi Million March terjadi ketika Uni Afrika dan Ethiopia meningkatkan upaya untuk menengahi krisis yang berlangsung di Sudan antara demonstran dan militer, yang berakhir pada perebutan kekuasaan Presiden Omar al-Bashir pada April lalu. 

Kelompok-kelompok hak asasi manusia menuntut militer untuk menjamin keselamatan para demonstran, tetapi pada malam demonstrasi Sabtu (29/6), para jenderal yang berkuasa memperingatkan gerakan protes untuk bertanggung jawab atas kematian dan pelbagai kerusakan yang ditimbulkan.

Ketua Umum RSF, Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo mengatakan bahwa dia tidak akan mentolerir segala bentuk vandalisme pada aksi demonstrasi.

"Ada pengacau, ada orang yang memiliki agenda, agenda tersembunyi, kami tidak ingin ada masalah," kata Wakil Kepala Dewan Militer Sudan itu.

306