Home Politik Siapa Pilihan JK Caketum Golkar, Airlangga atau Bamsoet?

Siapa Pilihan JK Caketum Golkar, Airlangga atau Bamsoet?

Jakarta, Gatra.com - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla memilih irit bicara ketika ditanya soal siapa yang lebih diunggulkan sebagai ketua umum Partai Gokar nantinya dalam Munas partai Golkar.

Apakah tetap mendukung Airlanggga Hartarto yang saat ini menjabat ketua umum Golkar atau Bambang Soesato alias Bamsoet yang merupakan ketua DPR yang sudah “mendeklarasikan diri” jadi penantang Airlangga dalam bursa Caketum Golkar berikutnya? 

“Kita tunggu saja Munas (Golkar),” ujar Wapres JK di kantor Wapres, Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (10/7). 

Jusuf Kalla yang pernah menjadi ketua umum Partai Golkar mengatakan dalam peserta Munaslah yang  nantinya memiliki hak suara untuk memilih caketum Golkar yang berasal dari unsur Dewan Pimpinan Daerah (DPD)  I dan DPD II.

Dirinya tidak lagi memiliki suara karena posisinya bukan lagi pengurus Golkar.

Soal siapa yang dijagokan? 

“DPD tingkat I dan tingkat 2 itu kalau Anda tanya (punya hak suara). Siapa saja yang dukung (DPD-DPD itu) Insya Allah kita akan dukung. Siapa saja, yang tanya gitu kan. Insya Allah kita dukung,” katanya mengelak.

Soal klaim dukungan apakah condong ke Airlangga ataupun Bamsoet, Wapres menyebut hendaknya publik bersabar menunggu.

Menurutnya  tentu semua Caketum Golkar berharap ada restu dari tokoh Golkar termasuk dirinya, namun untuk saat ini Jusuf kalla belum mau buka kartu.

”Kalau pihak A datang, dia merasa A didukung. B datang, B juga merasa didukung. Jadi nanti saja (tunggu),” kata Wapres.

Ditanya awak media siapa yang diunggulkan? 

Lagi-lagi Jusuf Kalla enggan mengungkap dengan alasan dirinya tidak punya hak suara lagi di Golkar, untuk menentukan pilihannya. 

“Wah..Saya nggak punya hak suara. Saya bukan pengurus Golkar lagi,” kata Wapres. 

Soal adanya keinginan mempercepat Munas Golkar dari jadwal bulan  Desember, Wapres meminta semua pihak untuk bersabar, menunggu jadwal yang sudah ditetapkan sebelumnya. 

“Kita harus membiasakan sesuai aturan yang ada, ssesuai dengan waktu yang ada. Waktu lima tahun itu, ya Desember,” ujar tokoh Golkar ini.

600

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR