Home Gaya Hidup Langka! Jejak Cacing Purba Raksasa di Gunungkidul

Langka! Jejak Cacing Purba Raksasa di Gunungkidul

Gunungkidul, Gatra.com - Formasi Sambipitu di Sungai Ngalang, Kecamatan Gedangsari, adalah satu dari 13 situs geopark Gunung Sewu di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Situs ini menjadi tujuan belajar siswa sekolah hingga akademisi perguruan tinggi. 
 
Situs ini berada di bawah jembatan Sungai Ngalang. Di dasar sungai ini terjadi proses bioturbasi atau jejak aktivitas fauna purba terutama cacing.  Saat kemarau seperti ini, sungai kering dan jejak cacing purba terlihat di dasar sungai. Cacing ini layaknya raksasa bagi kebanyakan cacing saat ini karena ukurannya amat besar, berdiameter 5 - 10 centimeter dan panjang tak kurang satu meter.
 
Salah satu warga yang rumahnya tak jauh dari situs itu, Slamet Sanyoto, 44 tahun, mengatakan, selama bertahun-tahun situs ini sering digunakan oleh para mahasiswa untuk penelitian. 
 
"Kalau warga tahunya itu situs geopark baru sekitar tahun 2000. Sampai saat ini situs itu masih dipakai untuk penelitian," kata warga Dusun Plosodoyong, Desa Ngalang, Kecamatan Gedangsari, ini saat ditemui di rumahnya, Rabu (31/7). 
 
Situs ini tanpa petugas yang berjaga. Di tepi jalan dekat jembatan, hanya ada papan informasi bahwa lokasi itu situs geopark atau geosite. Meski di alam terbuka dan tanpa penjagaan, warga sekitar sadar untuk tak merusaknya. Padahal selama ini situs itu juga dianggap belum memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat. 
 
"Tidak dibuka wisata. Jadi selama ini ya tidak ada dampaknya bagi warga. Kalau untuk perubahannya setelah diketahui itu situs, masyarakat tidak lagi mencari batu di dekatnya. Batu di sana memang bagus untuk dibuat tanggul," katanya.
 
Huri, Ketua Komunitas Georesearch Indonesia, mengatakan, Sungai Ngalang memiliki jejak cacing purba yang hidup antara 16 juta sampai 32 juta tahun silam. Cacing besar itu bergerak di bawah permukaan pasir, kemudian pasir itu mengeras menjadi batu. "Lokasi situs itu sebenarnya dulunya tepi pantai. Cacing bergerak di pasir, meninggalkan jejak. Pasir melalui proses litifikasi menjadi batu seperti saat ini," katanya. 
 
 
Ia mengatakan, jejak cacing purba memang ada beberapa di Indonesia. Namun sepengetahuannya ukuran cacing purba di Sungai Ngalang paling besar.
Menurutnya, selama bertahun-tahun geosite Formasi Sambipitu menjadi media pembelajaran siswa sekolah dan mahasiswa. 
 
"Banyak mahasiswa yang melakukan penelitian atau menyelesaikan tugas akhir di tempat ini. Bahkan dari Malaysia juga ada. Anak-anak sekolah menengah kejuruan dari luar daerah belajar juga di tempat kami dan kami berikan gratis," kata Huri. 
 
Tak hanya fosil cacing purba yang ada di Sungai Ngalang. Menurutnya, banyak struktur batuan di sana yang bisa jadi bahan belajar geologi. "Struktur batuan di Sungai Ngalang itu lengkap. Ada sedimen bergelombang, paralel, laminasi. Dulunya memang ada laut dangkal dan juga laut dalam di Sungai Ngalang," ucap  Huri yang komunitasnya bermarkas di dekat situs Sambipitu.
 
Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, Asti Wijayanti mengatakan, Formasi Sambipitu salah satu dari 13 geosite di Gunungkidul. "Memang tidak dibuka sebagai destinasi wisata, tapi hanya untuk penelitian saja," ucapnya.
11912

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR