Home Milenial Buaya Resahkan Warga di Kawasan Wisata Pulau Ambon

Buaya Resahkan Warga di Kawasan Wisata Pulau Ambon

Ambon, Gatra.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku,  Resor Wilayah Konservasi Pulau Ambon, Pos Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, melakukan pencarian terhadap kemunculan seekor buaya muara berukuran dua (2) meter, yang ditemukan oleh warga sejak tanggal 3 Agustus 2019 lalu.
 
Polisi Kehutanan Pelaksana BKSDA Resor Pulau Ambon, Pos Salahutu, Berty Pattinama, menyampaikan bahwa temuan buaya yang sebelumnya sempat diperkirakan masyarakat sebagai batang kayu ini benar adanya.
 
"Kami mendapat laporan sekitar dua minggu lalu, kemudian pada 3 Agustus 2019, tim kami lakukan pengecekan langsung di lokasi yang berada di sekitar Caffe Gaba-gaba, di daerah Suli, Kabupaten Maluku Tengah. Menurut salah satu saksi bahwa pada siang sekitar puku 14.00 WIT, terdapat salah satu pengangkut pasir yang berteriak dan direkam oleh pekerja di caffe. Menurut pengakuannya ada sepuluh orang yang melihat kejadian tersebut," ungkap Berty kepada Gatra.com, saat ditemui di lokasi pemantauan buaya, di Desa Suli, Senin (12/8/2019).
 
Dia menuturkan, pada pengecekan pertama pihaknya tidak melihat adanya kemunculan buaya muara tersebut di sepanjang pantai Suli.
 
"Saat pengecekan kedua baru kami melihat kemunculan buaya melalui teropong. Panjangnya berkisar dua hingga tiga meter. Dan jika kita amati bagian kepalanya yang sudah tegas, bisa dikatakan bahwa buaya ini sudah tua," ungkapnya. 
 
Buaya muara, disebut Berty, biasanya tidak mampu bertahan lama di air asin. "Paling lama hanya sekitar 60 menit. Sehingga kemungkinan dia muncul hanya ketika lapar dan mencari makan saja. Setelah itu dia bersembuyi di gorong-gorong atau daerah pinggir laut," terangnya.
 
Berty katakan, langkah selanjutnya, pihaknya akan memasang jerat untuk menangkap buaya tersebut dan akan diamankan.
 
"Hari ini kita akan coba memang jerat jika cuaca dan ombak sudah agak tenang. Sebab beberapa hari ini angin dan ombak masih sangat kencang. Kami juga menjaga keselamatan para tim yang akan turun. Kami siapkan jerat menggunakan mata kail dan tali tambang, dan kami umpan dengan ayam hidup," ucapnya.
 
Sementara itu, Kepala Penanggung Jawab BKSDA Resor Pulau Ambon, Junaedi, ungkapkan pihaknya sedikit mengalami kesulitan sebab terdapat beberapa masyarakat yang mengatakan bahwa buaya tersebut merupakan buaya adat.
 
"Kami akan lakukan koordinasi terlebih dahulu dengan ketua adat di Negeri Passo. Sebab beberapa warga setempat mengatakan jika buaya tersebut adalah buaya adat. Sebab sekitar sepuluh tahun yang lalu juga ditemukan buaya, kemudian dibuat ritual oleh para ketua adat dan kemudian dilepas kembali," katanya.
 
Selain itu, lanjut Junaedi, menurut pengakuan warga, dulu sempat ada beberapa masyarakat yang memelihara buaya.
 
"Kami juga akan lakukan penyisiran dan pemeriksaan di tempa-tempat yang diduga dulu memelihara buaya, sebab meskipun sudah lama biasanya akan terdapat potensi kehidupan buaya," paparnya.
 
Belakangan, sejumlah wisatawan merasa resah jika ingin berwisata ke Pantai Suli maupun Pantai Natsepa yang cukup populer di Pulau Ambon. Namun Junaedi menghimbau agar para wisatawan tetap waspada dan tidak panik.
 
Junaedi mengaku, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan adanya korban dan sebagainya. Namun karena lokasi kemunculan buaya adalah juga kawasan wisata meski tidak sepopuler Pantai Suli dan Pantai Natsepa, dia menghimbau agar tetap waspada dan jangan panik. 
 
"Sebab jika kita pantau, jarak ke pantai Natsepa masih terlalu jauh dari jangkauan buaya tersebut. Namun masyarakat kami himbau untuk tetap waspada dan segera menghubungi kami jika terjadi sesuatu," pungkasnya.
676

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR