Home Internasional Hutan Amazon Terbakar, Ini Dampaknya Bagi Bumi

Hutan Amazon Terbakar, Ini Dampaknya Bagi Bumi

Brasilia, Gatra.com - Kebakaran telah menghanguskan sebagian wilayah hutan hujan Amazon di Brasil, yang menjadi kebakaran paling hebat selama hampir satu dekade di negara ini. Negara bagian utara Roraima, Acre, Rondônia, dan Amazonas sangat terpengaruh akibat kebakaran ini. Namun seberapa buruk dampak dari kebakaran hutan hujan Amazon?

Kantor berita BBC melaporkan, Jumat (23/8) data dari badan antariksa Brasil telah mencatat rekor jumlah kasus kebakaran di tahun ini. National Institute for Space Research (Inpe) mengatakan, data satelitnya menunjukkan peningkatan kebakaran di tahun 2019 mencapai 85% dibanding periode yang sama tahun 2018.

Angka-angka resmi menunjukkan lebih dari 75.000 kebakaran hutan terjadi di Brasil dalam delapan bulan pertama tahun ini, yang menjadi jumlah tertinggi sejak 2013. Jumlah ini dibandingkan dengan kasus 40.000 kebakaran pada periode yang sama tahun 2018.

Kebakaran hutan biasa terjadi di Amazon selama musim kemarau, yang berlangsung dari Juli hingga Oktober. Peristiwa ini dapat disebabkan oleh peristiwa yang terjadi secara alami, seperti oleh sambaran petir, namun bisa juga akibat ulah petani atau penebang yang membuka lahan untuk tanaman atau penggembalaan ternak.

Aktivis mengatakan, retorika anti-lingkungan Presiden Brasil Jair Bolsonaro justru telah mendorong kegiatan penggundulan hutan tersebut. Sebagai tanggapan, Bolsonaro, justru menuduh organisasi non-pemerintah (NGO) sebagai penyebab kebakaran untuk merusak citra pemerintahnya. Dia kemudian mengatakan pemerintah tidak memiliki sumber daya untuk melawan api.

Sebagian besar daerah yang terkena dampak terburuk dari kebakaran ini berada di utara. Roraima, Acre, Rondônia, dan Amazonas mengalami peningkatan persentase kebakaran yang besar jika dibandingkan dengan wilayah lain selama empat tahun terakhir (2015-2018).

Kebakaran di Roraima mengalami peningkatan 141%, Acre 138%, Rondônia 115% dan Amazonas 81%. Sementara Mato Grosso do Sul yang berada di selatan, mengalami kenaikan 114%.

Amazonas, negara bagian terbesar di Brasil, telah menyatakan keadaan darurat. Gumpalan asap telah menyebar ke seluruh wilayah Amazon dan sekitarnya.

Menurut Copernicus Atmosphere Monitoring Service (Cams) dari Uni Eropa, asap telah menyebar hingga ke pantai Atlantik. Dampak dari kebakaran hutan terbesar di dunia ini bahkan telah menyebabkan langit menjadi gelap di São Paulo - lebih dari 2.000 mil (3.200 km) jauhnya.

Kebakaran itu juga telah melepaskan sejumlah besar karbon dioksida, setara dengan 228 megaton, yang tertinggi sejak 2010. Kebakaran ini juga mengeluarkan karbon monoksida, gas yang dilepaskan saat proses pembakaran. Peta dari Cams menunjukkan karbon monoksida ini beracun dan menyentuh level tinggi.

Hutan Amazon adalah rumah bagi sekitar tiga juta spesies tanaman dan hewan, dan satu juta penduduk asli. Hutan ini sangat penting untuk mengendalikan pemanasan global, dengan fungsinya yang dapat menyerap jutaan ton emisi karbon setiap tahun.

Tetapi ketika pohon ditebang atau dibakar, karbon yang disimpannya dilepaskan ke atmosfer dan kapasitas hutan hujan untuk menyerap emisi karbon berkurang.

Sejumlah negara lain di lembah sungai Amazon - sebuah wilayah yang membentang sepanjang 7,4 km persegi (2,9 mil persegi) - juga mengalami banyak kebakaran tahun ini. Venezuela telah mengalami kebakaran dengan jumlah tertinggi kedua, dengan lebih dari 26.000 kasus kebakaran, Bolivia ketiga dengan lebih dari 17.000 kasus.

Pemerintah Bolivia telah menyewa sebuah kapal udara pemadam kebakaran untuk membantu memadamkan api di bagian timur Brasil. Pekerja darurat tambahan juga telah dikirim ke wilayah tersebut, dan tempat-tempat perlindungan sedang disiapkan untuk menampung hewan-hewan yang selamat dari kobaran api.

714