Home Ekonomi Produksi Beras Asahan Surplus

Produksi Beras Asahan Surplus

Asahan, Gatra.com – Kabupaten Asahan di Sumatera Utara (Sumut) tidak perlu mendatangkan beras dari luar daerah. Saat ini kebutuhan beras mencapai 27,8 ribu ton per tahun dapat dipenuhi produksi petani lokal.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Pemkab Asahan, Amir Husein Siregar mengatakan produksi padi Asahan masih surplus jauh di atas kebutuhan konsumsi itu. Husein mengatakan, jumlah besaran tingkat konsumsi masyarakat terhadap beras tersebut dihitung dengan mengacu kepada jumlah tingkat konsumsi dari tiap perkapita penduduk.

Baca Juga: Pelajar Asahan Duta Budaya Nasional

Hitungan ini dengan menggunakan asumsi 100,6 kg per kapita per tahun dengan jumlah penduduk 724.374 jiwa. Sementara produksi beras di daerah ini telah hampir mencapai 100 ribu ton beras pertahun.

"Produksi padi kita saat ini sudah mencapai 90.665 ton per tahun. Ini angka terakhir produksi padi kabupaten Asahan tahun 2018,"katanya, Senin (14/10).

Dia mengatakan, berdasarkan data produksi padi, produksi hasil pertanian untuk kebutuhan pangan utama ini setiap tahun terus mengalami peningkatan signifikan. Di tahun 2017 misalnya, produksi padi kabupaten Asahan hanya mencapai 76.173 ton.

Baca Juga: Presiden Jokowi Diusulkan Sebagai Kandidat Peraih Nobel Ekonomi 2020

Atau selisih sebanyak 17.792 ton dari tahun 2018. "Inikan menunjukkan produksi padi kita itu surplus tiap tahun, makanya kita tidak perlu impor dari daerah lain"katanya.

Menyingung soal harga beras yang sering tidak stabil di daerah ini, Amir Husein Siregar menilai banyak faktor. Namun dia mengakui, secara logika ekonomi sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran, harga beras di daerah ini seharusnya relatif stabil dan tidak terjadi fluktuasi harga.

Baca Juga: Kasus Syarif Masih di Meja Inspektur

Menurutnya dengan tingkat surplus padi yang cukup tinggi artinya ketersediaan beras sangat besar. Secara ekonomi, maka seharusnya harga relatif stabil karena besar permintaan akan beras masih bisa terpenuhi dari produksi padi lokal.

"Ya seharusnya begitu. Tetapi kita tidak tahu apa sebabnya harga masih selalu relatif tidak stabil. Apakah ada permainan pasar atau sebab lainnya,"jelas Husein.

Reporter: Edy Gunawan Hasby.

439