Home Kebencanaan Sudah Terpasang 20 Unit Pendeteksi Gempa di Ambon

Sudah Terpasang 20 Unit Pendeteksi Gempa di Ambon

Ambon, Gatra.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maluku, Pemerintah Provinsi Maluku serta Pemerintah Kota Ambon, telah menyiapkan sejumlah alat pendeteksi bencana alam, sebagai bagian dari kesiapsiagaan bencana di Maluku, khususnya Pulau Ambon.
 
"Untuk alat pendeteksi tsunami saat ini baru ada satu, dan itu milik Pemerintah Provinsi Maluku. Namun memang lokasinya masuk dalam wilayah Kota Ambon, yakni di Waihao," ujar Sekertaris BPBD Kota Ambon, Eva Tuhumury, kepada Gatra.com, di Kantor BPBD Kota Ambon, wilayah Karang Panjang Ambon, Selasa (21/01/2020).
 
Eva katakan, alat pendeteksi tsunami tersebut akan dibunyikan setiap bulan pada tanggal 26 sebagai sosialisasi alarm, agar masyarakat tahu seperti apa bunyi ketika akan terjadi tsunami.
 
"Hal ini dilakukan agar ketika akan terjadi gempa dan berpotensi tsunami, tidak terjadi kepanikan sebab masyarakat sudah tahu dan harus melakukan antisipasi apa saja," jelasnya.
 
Selain itu, Eva sebutkan terdapat satu alat pendeteksi pasang surut yang merupakan bantuan BNPB yang dipasang di Dermaga Perikanan Nusaniwe, di wilayah Erie, Kota Ambon. 
 
"Alat atau sirene tersebut telah diresmikan oleh Kepala BMKG dan Kepala BNPB pada bulan Desember tahun 2019 lalu. Alat tersebut akan berbunyi ketika terjadi gempa dan air surut secara mendadak," ucapnya.
 
Eva menambahkam, untuk alat pendeteksi tanah longsor dan banjir juga telah dipasang di wilayah Batu Gajah dan Batu Merah.
 
"Selain itu adapula alat pendeteksi gempa telah disiapkan sejak terjadinya gempa pada bulan September 2019 lalu, yang merupakan bantuan dari Universitas Indonesia Peduli," ucapnya.
 
Sebanyak 20 unit telah dipasang pada wilayah-wilayah rawan gempa maupun tsunami yang terjadi di Kota Ambon.
 
"Alat tersebut terdapat di wilayah Galala, Passo, Hutumuri, Rumah Tiga, serta Kantor Pemerintahan Kota Ambon. Alat tersebut akan berbunyi ketika terjadi gempa diatas 5 SR dengan guncangan yang dapat merusak," paparnya.
 
Dia jelaskan, jika gempa dibawah 5SR maka alat tidak akan berbunyi, sehingga tidak membingungkan masyarakat.
 
"Alat tersebut akan berbunyi jika gempa memiliki guncangan yang berpotensi merusak pada gempa di atas 5 SR, agar masyarakat dapat keluar dari rumah maupun bangunan. Sehingga tidak terkena runtuhan bangunan," pungkasnya.
275

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR