Home Ekonomi Kemenperin Latih Napi Lapas Tegal Produksi Sarung Goyor

Kemenperin Latih Napi Lapas Tegal Produksi Sarung Goyor

Slawi, Gatra.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong peningkatan produksi sarung tenun goyor untuk ekspor dengan memberikan pelatihan kepada narapidana (napi) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIB Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Pelatihan ini juga diharapkan bisa menumbuhkan wirausaha baru.

Pelatihan tersebut merupakan program Kemenperin melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah (IKM) dan Aneka bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).

Direktur Jenderal IKM dan Aneka Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan, pelatihan di Lapas Klas IIB Kabupaten Tegal merupakan tindaklanjut dari program penumbuhan wirausaha baru Kemenperin yang sudah dijalankan sejak 2012.

"Kami punya MoU untuk kerjasama dalam menumbuhkan wirausaha baru. Program ini kami aplikasikan di lapas sejak 2012. Di Lapas Kabupaten Tegal ini baru pertama dan ke depan akan terus berlanjut," kata Gati usai pembukaan pelatihan, Rabu (19/2).

Menurut Gati, para narapidana tidak hanya diberikan pelatihan terkait proses produksi, tetapi juga akan dilatih terkait pemasaran. Dengan demikian, setelah keluar dari lapas, mereka bisa membuka usaha dengan keahlian yang sudah dimiliki.

"Untuk pemasaran kami ajarkan juga, pemasaran secara online. Kemudian kami juga menyediakan lobi di Kemenperin untuk pameran produk unggulan yang dihasilkan napi," ujar Gati.

Adapun terkait permodalan, Gita menyebut pemerintah memiliki program pinjaman di bank melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang bisa dimanfaatkan para narapidana peserta pelatihan setelah selesai menjalani hukuman pidana di lapas.

"Melalui KUR, pinjaman di bawah Rp50 juta itu tanpa agunan. Nanti bisa dipakai warga binaan untuk beli bahan baku, bahkan beli mesin untuk produksi. Karena mesin ini tidak mahal, harganya Rp2 juta sampai Rp4 juta," jelasnya.

Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham Sri Puguh Budi Utami mengatakan, pelatihan yang diberikan kepada narapiana diharapkan bisa meningkatkan produksi sarung tenun goyor di Kabupaten Tegal yang merupakan potensi daerah.

"Pelatihan yang diberikan menyesuaikan potensi daerah. Pemilihan sarung goyor karena kebutuhan pasar luar sangat besar. Kami punya SDM, kami punya ruang, mudah-mudahan ini bisa menggenjot produk untuk ekspor," jelasnya.

Sri Puguh melanjutkan, pihaknya menargetkan 38 ribu narapidana mendapat pelatihan keterampilan untuk mendukung program SDM unggul pemerintah. Pelatihan tersebut juga diharapkan menjadi bekal untuk melanjutkan hidup ketika napi kembali ke tengah-tengah masyarakat.

"Nanti setelah mereka dapat pelatihan, bisa menghasilkan produk, kita akan bantu supaya bisa tetap mempraktekan apa yang sudah mereka peroleh. Sehingga tidak canggung ketika kembali ke masyarakat dan mewujudukan reintregasi sosial yang sehat," tandasnya.

Kepala Lapas Klas IIB Kabupaten Tegal Heru Tri Sulistyono mengatakan, terdapat 30 narapidana yang akan mendapat pelatihan produksi sarung tenun goyor dari total 385 narapidana penghuni lapas.

Para narapidana peserta pelatihan tersebut adalah narapidana yang memenuhi persyaratan yakni sisa masa hukumannya minimal masih dua tahun.

"Karena begitu selesai pelatihan, akan dilanjutkan tahapan produksi. Tadi ada kesepakatan kerjasama bidang produksi. Jadi setelah mereka ahli, hasilnya ditampung pihak ketiga untuk diekspor" ujarnya.

157