Home Kesehatan 11.863 Balita di Sumsel Alami Stunting dan Gizi Buruk

11.863 Balita di Sumsel Alami Stunting dan Gizi Buruk

Palembang, Gatra.com - Berdasarkan laporan dari Aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) jumlah balita yang mengalami stunting atau kondisi gagal tumbuh anak balita yang disebabkan oleh malnutrisi kronis, serta gizi buruk di Sumsel mencapai 11.863 balita. Jumlah tersebut diukur pada bulan Februari tahun 2020.

Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel, dr Lisa Marniyati mengatakan, angka itu terdiri dari 10.169 balita stunting sedangkan sisanya 1.694 balita mengalami gizi buruk. Untuk daerah paling tinggi yakni di wilayah Muba mencapai 2.603 balita stunting. Sedangkan, untuk gizi buruk yakni mencapai 507 balita.

Kemudian, disusul wilayah Muara Enim dengan rincian 1.801 balita stunting. Sedangkan, untuk gizi buruk yakni mencapai 284 balita. Lalu, wilayah Banyuasin dengan rincian 1.256 balita stunting. Sedangkan, gizi buruk yakni sebanyak 194 balita. Kemudian, Palembang dengan rincian 1.232 balita stunting. Sedangkan, untuk gizi buruk sebanyak 116 balita.

"Jumlah tersebut berdasarkan laporan eppgbm balita yang diukur bulan Februari," kata Lisa, Selasa (4/8). 

Ia menambahkan berdasarkan catatan dari Dinkes Sumsel, sejak tahun 2018 hingga 2019, angka stunting dan gizi buruk mengalami penurunan. Dimana, pada tahun 2018 persentase stunting melebihi persentase nasional yakni sekitar 31 persen untuk stunting. Sedangkan, untuk gizi buruk yakni 0.04 persen.

Perhitungan tersebut berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang merupakan salah satu riset skala nasional yang berbasis komunitas dan telah dilaksanakan secara berkala oleh Badan Litbangkes Kemenkes RI. 

Lalu, pada tahun 2019 untuk persentase stunting dan gizi buruk yakni 28,98 persen stunting dan 0.02 persen gizi buruk. Perhitungan ini berdasarkan Study Status Gizi Balita (SSGBI).

"Untuk tahun 2020 belum diketahui persentasenya. Karena biasanya dilakukan pada akhir tahun," ujarnya.

Ia berharap kondisi stunting dan gizi buruk di Sumsel ini berkurang. Karena itu, pihaknya mengimbau agar masyarakat melakukan Imunisasi meski ditengah pandemi. Imunisasi dapat dilakukan di puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya dengan perjanjian dan jadwal sesuai dengan petunjuk teknis pelayanan imunisasi ditengah pandemi oleh Kemenkes.

"Untuk upaya serta kegiatan penanggulangan stunting dan gizi buruk itu dilakukan secara multidimensi bukan hanya kesehatan," ujarnya.

1529