Home Kesehatan Mantan Menkes Sebut Indonesia Alami Darurat Zat Adiktif Rokok

Mantan Menkes Sebut Indonesia Alami Darurat Zat Adiktif Rokok

Jakarta, Gatra.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia Periode 2012-2014 Nafsiah Mboi mengungkapkan bahwa bangsa Indonesia tengah mengalami 3 kedaruratan.

"Kita sudah tahu, banyak yang mungkin di antara kita yang tau, bahwa bangsa kita sedang mengalami 3 kedaruratan yang saling terkait, yang meningkatkan beban penyakit dan biaya pengobatan," ungkapnya, via Zoom dalam diskusi media bertajuk "Urgensi Revisi PP 109/2012 tentang Peredaran Zat Adiktif untuk Melindungi Kesehatan Masyarakat" pada Rabu, (10/11).

Kedaruratan pertama, kata Nafsiah, adalah epidemi karena produk tembakau yang mengandung zat adiktif dan mengakibatkan penyakit-penyakit berat. Seperti, stroke, kanker, penyakit paru-paru, ginjal, jantung, dan sebagainya.

Ia juga mengatakan kedaruratan kedua adalah epidemi COVID-19. Sementara itu menurut penelitian, beber Nafsiah, telak terbukti bahwa perokok lebih rentan terinfeksi virus corona dan angka kematiannya lebih tinggi bila terpapar virus menular tersebut

Ketiga, lanjutnya, prevalensi perokok pemula terutama pada anak usia 10-18 telah semakin meningkat. "Prevalensi perokok pemula terutama anak usia 10-18 tahun itu loh, makin meningkat tidak terkendali yang membuyarkan cita-cita kita," ungkap Nafsiah.

Kemudian ia mengatakan menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia tahun 2018, prevalensi perokok anak sebesar 9,1%. Angka ini naik dari 5 tahun sebelumnya, yaitu berjumlah 7,2%. 

"Dari 5 tahun naik segitu banyak. Dan menurut [Badan Perencanaan Pembangunan Nasional] Bappenas, bila kita tidak berbuat apa-apa, maka tahun 2030 akan meningkat menjadi 16%. Saya hitung itu 16% menjadi 7,5 juta," pungkas Nafsiah.

258