Home Kesehatan Ini 8 Fakta Virus Campak yang Perlu Kita Ketahui!

Ini 8 Fakta Virus Campak yang Perlu Kita Ketahui!

Jakarta, Gatra.com – Campak atau rubella merupakan penyakit menular yang disebabkan karena virus dari pertukaran di udara oleh orang-orang yang sudah terinfeksi sebelumnya. Bahkan, campak menjadi pembunuh utama anak-anak secara global.

Dalam menangani kasus ini, vaksin campak sangat manjur dan efektif sebagai pencegahan. Dilansir dari Vox.com, Selasa (30/4), pada tahun 2000, vaksinasi virus campak di AS dapat menghilangkan terjadinya penyebaran virus dan cukup jarang adanya laporan kematian akibat penyakit campak.

Sayangnya, baru-baru ini, wabah campak kembali menyerang beberapa daerah di AS karena penurunan vaksin campak. Tidak hanya itu, dalam laporannya, WHO mencatat secara global ada peningkatan 300% dalam kasus campak selama tahun 2018. Adapun negara-negara lainnya yang juga terkena dampak campak di antaranya Ukraina, Madagaskar, India, Pakistan, Filipina, Yaman, dan Brasil.

Di AS sendiri, terdapat empat negara bagian yang menjadi fokus akibat wabah campak yakni New York, New Jersey, Washington, dan California. Sebagian besar kasus campak menyerang komunitas Yahudi Ortodoks di pinggiran kota New York yang skeptis terhadap vaksin. Hal tersebut justru semakin menambah ruang-ruang penyebaran virus.

Bicara lebih lanjut mengapa virus campak mematikan dan perlu ditangani dengan vaksin, berikut ini 8 hal tentang virus campak yang perlu kita ketahui seperti yang diulas Vox.com.

1. Wabah Campak di AS

Wabah campak di AS berasal dari pelancong yang pergi ke negara lain dengan tingkat penularan infeksi yang tinggi, salah satunya Israel, di mana epidemi campak besar sedang berlangsung. Para pelancong kembali ke AS dan menyebarkannya ke komunitas yang belum mendapat vaksinasi. Terbukti, bahwa wabah campak yang melanda AS memang terjadi kepada warga yang belum mendapatkan vaksin campak, dalam hal ini yang terkena dampaknya adalah anak-anak.

2. Penyakit Campak Mematikan

Campak adalah penyakit yang menular sekaligus mematikan. Penyakit ini muncul dengan gejala demam, batuk, hidung tersumbat, mata merah dan berair. Beberapa hari setelah gejala tersebut timbul, akan ada ruam yang mulai menyebar ke seluruh tubuh. Dalam kasus ini, 40% pasien mengalami komplikasi dari virus yang menyerang anak-anak di bawah 5 tahun dan dewasa di atas 20 tahun. Bagi anak-anak dengan usia 5 tahun memiliki kemungkinan kematian yang tinggi. Komplikasi muncul pada orang yang sistem kekebalan tubuhnya rendah, memiliki penyakit lain dan kekurangan gizi. Anak-anak penderita campak yang terserang komplikasi pneumonia rentan terkena pembengkakan otak dan menyebabkan kematian.

3. Bentuk Ruam Campak

Ruam campak akan muncul sebagai bintik merah datar atau benjolan kecil di atas kulit yang memerah. Biasanya dimulai pada wajah dan bergerak ke leher, dada, lengan serta kaki.

4. Vaksin Mencegah Campak

Untuk mencegah penyakit campak, kita dapat mengkombinasikan vaksin MMR (campak dan rubella). Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS merekomendasikan agar anak-anak diberikan dua kali vaksin. Pertama kali pada usia 12-15 bulan dan yang kedua pada usia 6 tahun. Bagi bayi-bayi yang sudah melakukan perjalanan ke luar negeri harus mendapatkan vaksin pertama lebih awal sekitar 6-11 bulan. Vaksin MMR berisi antibodi yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh. Sudah terbukti bahwa vaksin ini aman. Hampir jarang terjadi efek buruk yang terjadi setelah melakukan vaksin.

5. Virus Campak Mudah Tersebar

Orang yang tidak mendapatkan vaksin mudah terkena campak. Satu orang terinfeksi dapat menyebarkan ke 12 hingga 18 lainnya. Virus ini jauh lebih menakutkan dibandingkan dengan virus lainnya seperti ebola, HIV atau SARS. Virus campak diketahui dapat ditularkan melalui batuk dan bersin. Partikel kecil dari orang yang terinfeksi campak dapat bertahan di udara cukup lama sampai orang tersebut meninggalkan ruangan. Bahanya lagi, virus ini bisa menular sebelum ada gejala yang menunjukkan terjadinya campak.

6. Belum Ada Pencegahan Komplikasi Campak

Belum ada doker yang dapat membantu menghindari komplikasi yang lebih parah (kebutaan, pneumonia) dengan pasien yang memiliki cukup nutrisi. Namun, untuk infeksi mata dan telinga, dokter masih bisa menyarankan penggunaan antibiotik. Sehingga, dokter lebih sering memberikan lebih banyak suplemen vitamin A sebagai gantinya.

7. Penolakan Vaksin Campak Untuk Anak-anak

Kelompok-kelompok dengan basis agama atau keyakinan tertentu cenderung menolak memberikan vaksin kepada anak-anak mereka. Tetapi, untuk secara keseluruhan di AS, pemberian vaksin masih dilakukan sampai saat ini.

8. Upaya Membasmi Virus Campak

Satu kali vaksin tidak mampu memberantas campak. Apalagi, di tengah-tengah merebaknya wabah campak di negara berkembang terutama Afrika dan Asia. Di AS, para peneliti menemukan adanya hubungan kuat antara wabah campak dengan penolakan vaksin. Dalam upaya mencegah wabah meluas, pemerintah di Eropa juga menindak tegas orang tua yang tidak memvaksin ana-anak mereka. Bahkan, di New York sudah mulai ada pemberlakuan denda bagi orang-orang yang tidak melakukan vaksin.

 

 

8029