Home Teknologi DILAN Ramah Lingkungan dari Universitas Ahmad Dahlan

DILAN Ramah Lingkungan dari Universitas Ahmad Dahlan

Bantul, Gatra.com - Mahasiswa dan peneliti Universitas Ahmad Dahlan mengembangkan sejumlah perangkat dan produk ramah lingkungan. Riset-riset unggulan di UAD ini dikenalkan ke masyarakat lewat ajang perdana pameran Research Expo of Ahmad Dahlan (READ) 2019, di kampus 4 UAD di Bantul, 3-4 Mei.

Sejumlah ‘teknologi hijau’ datang Pusat Studi Energi dan Lingkungan UAD yang menciptakan DILAN, AFAST, dan Mersi Jebi. AFAST kependekan dari alternative fuel from plastic waste atau bahan bakar alternatif dari sampah plastik. Peranti ini mengolah sampah plastik menjadi cairan bahan bakar melalui serangkain proses pirolisis atau pemanasan.

“Dua kilogram sampah plastik bisa menghasilkan satu liter bahan bakar alternatif. Dari satu liter itu, jika diolah lagi 200 mililiternya setara bensin,” ujar mahasiswa Teknik Kimia 2015 UAD Widi Aditya yang turut meriset alat ini kepada Gatra.com di sela pameran,” Jumat (3/5).

Perangkat sederhana pengolah bahan bakar ini disebut pyrolisis triple condensor yang terdiri atas tungku pemanas dan tiga tabung kondensor yang berfungsi mengubah uap menjadi cairan.

Setelah proses pemanasan dengan suhu mencapai 400-500 derajat celcius, limbah dan plastik berubah menjadi gas kemudian dikondensasi hingga menjadi cairan. “Hasil bahan bakar paling bagus kalau menggunakan plastik-plastik kemasan makanan,” ujar Widi.

Bahan bakar alternatif ini disebut plastic oil atau minyak plastik dengan beberapa tingkat kualitas dan manfaat, seperti untuk kompor, generator, bahkan untuk bahan bakar minyak untuk kendaraan. Emisi bahan bakar alternatif ini tentu saja rendah.

Produksi bahan bakar alternatif ini baru dalam skala laboratorium. Untuk pengembangannya, hingga penghitungan ekonominya, peneliti masih harus meriset lebih lanjut.

Riset ini menjadi bagian penelitian pengelolaan limbah plastik secara lebih luas. Alat pirolisis AFAST ini telah digunakan di Desa Kweni dan Potorono, Bantul, sebagai bagian pemilahan dan pengolahan sampah plastik.

Selain AFAST, Pusat Studi Energi dan Lingkungan UAD juga berinovasi dengan DILAN, yang ditulis sebagai kependekan dari liquid biocompost plant.

Nama sosok populer dalam buku dan film milenial ini dijadikan nama untuk pupuk cair alami yang terbuat dari buah-buah busuk dan sisa. DILAN disebut mampu menggantikan pupuk kimia dan mempertahankan kandungan nutrisi pada komoditas tanam yang diberi pupuk ini.

UAD juga membuat Mersi Jebi, mesin pengkonversi jelantah ke biodiesel. Alat ini mengatasi limbah minyak goreng bekas pakai. Melalui perangkat pemutar di mesin ini, dengan kecepatan putar 800 putaran per menit selama 80-100 menit, jelantah akan berubah sebagai biodiesel sesuai standard nasional Indonesia (SNI).

Ketua panitia READ Tri Wahyuni Sukesi menjelaskan inovasi Pusat Studi Energi dan Lingkungan hanya satu dari 14 pusat studi di bawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UAD yang menampilkan karyanya di READ 2019 .

“READ 2019 ini baru pertama kali. Tapi harapannya bisa kontinyu per tahun atau dua tahun,” kata pengajar program studi ilmu kesehatan masyarakat UAD ini.

 

1581