Home Teknologi Gel Luka, Herbarium, hingga Platform Digital, Inilah Inovasi Herbal UAD

Gel Luka, Herbarium, hingga Platform Digital, Inilah Inovasi Herbal UAD

Bantul, Gatra.com – Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta menyiapkan penelitian pengobatan hingga sarana konsultasi digital untuk produk herbal. Ditunjang fasilitas herbarium satu-satunya di kampus swasta di Indonesia.

Selama dua bulan ini, layanan digital untuk jamu dan produk herbal dikembangkan tim mahasiswa Fakultas Farmasi UAD. Platform dengan nama ‘Cari Jamu’ ini disiapkan untuk menjembatani produsen, apoteker, dan konsumen produk herbal. Cari Jamu dikembangkan dalam tiga lini: education, event, dan marketplace.

“Edukasi merupakan sarana konseling dan diskusi tentang produk herbal secara online. Kami bekerjasama apoteker dan menghubungkannya ke konsumen,” kata Rudi Afrinanda, mahasiswa Fakultas Farmasi UAD dari tim Cari Jamu kepada Gatra.com, Sabtu (4/5).

Untuk lini event, tim Farmasi UAD menyiapkan pelatihan bagi produsen jamu dan produk herbal termasuk mengundang pakar. “Kami mengedukasi pengusaha kecil produk herbal supaya mengolah jamu sesuai cara dan standard obat tradisional yang baik dan benar,” kata dia.

Adapun marketplace memfasilitasi pengusaha produk herbal dan jamu memasarkan produknya. Di sisi lain, pembeli juga mudah dan aman mendapatkan jamu. “Misalnya supaya pembeli terhindar dari bahan baku kimia bahaya. Kami pengen minimalkan bahan campuran, sehingga produk itu benar-benar jamu herbal,” ujar Rudi.

Untuk menopang tiga lini ini, tim UAD menyiapkan laman di carijamu.com dan akun media sosial @carijamu di Twitter dan Instagram, serta layanan email. Cari Jamu salah satu inovasi dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) UAD.

Tim Fakultas Farmasi yang bernaung di PKM Center UAD merasakan pentingnya sarana untuk menjembatani produsen, praktisi, dan konsumen produk herbal. Hal ini karena mereka juga turut mengembangkan produk terapi dari bahan alami bernama Gerinludia.

Gel dari ekstrak daun mangga ini berpotensi untuk pengobatan pada penderita luka diabetes. Hasil pengamatan salaam 15 hari menunjukkan, olesan Gerinludia menutup luka pada pengidap diabetes lebih besar daripada salep lain.

“Gel ini tinggal dioleskan di luka. Mudah digunakan dan minim efek samping karena dari bahan alami,” kata Rudi.

Inovasi produk herbal dan layanan digitalnya tersebut tak lepas dari fasilitasi sarana herbal di UAD. Apalagi kampus ini satu-satunya kampus swasta yang memiliki herbarium atau tempat pengawetan tanaman.

Di Indonesia, herbarium cuma ada tiga: di Kementerian Kesehatan, Univeristas Andalas Sumatera Barat, dan UAD ini. Herbarium Farmasiense, nama fasilitas ini, dibuka sejak Februari 2019 dan telah memiliki 99 jenis koleksi tanaman.

Dengan fasilitas herbal, riset produk, hingga platform pemasarannya menjadikan pengembagan herbal di UAD seakan lengkap dari hulu ke hilir.

Capaian bidang herbal UAD ini turut dipamerkan di ajang Research Expo of Ahmad Dahlan (READ) 2019 di kampus 4 universitas ini di Ring Road Selatan Bantul, 3-4 Mei.

“PKM Center turut menampilkan berbagai hasil kreativitas mahasiswa termasuk produk herbal. Ajang ini pertama kali digelar. Tapi harapannya bisa kontinyu, satu atau dua tahun sekali,” kata ketua panitia READ 2019 Tri Wahyuni Sukesi.

 

1434