Home Kesehatan Posko Darurat Antraks Didirikan di Gunungkidul

Posko Darurat Antraks Didirikan di Gunungkidul

Gunungkidul, Gatra.com - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, membuka posko darurat Antraks sejak Senin (20/5). Upaya ini untuk meminimalkan risiko penyebaran spora atau bakteri Antraks baik ke hewan ternak maupun manusia.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Bambang Wisnu Broto mengatakan, penanganan kasus ini membutuhkan waktu cukup lama. Tanah yang terindikasi positif mengandung spora atau bakteri Antraks memang telah disemprot formalin.

Namun beberapa langkah tetap harus dilakukan. "Karena penanganannya harus berlanjut, kami buka posko darurat," katanya, Kamis (23/5).

Posko darurat ini berada di kompleks kantor Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul. Posko ini sebagai tempat koordinasi dengan instansi lain dan menerima laporan warga yang khawatir kondisi ternaknya. "Warga kalau ada yang mau melapor, kami terima," katanya.

Ia juga menyebut, penanganan kasus Antraks ini tak akan selesai sebatas pada penyemprotan formalin di titik terpapar. Namun juga perlu langkah antisipasi, seperti lewat pemberian antibiotik ke ternak di radius satu kilometer dari titik bakteri Antraks yang diketahui.

"Setelah antibiotik, kemudian dilakukan vaksinasi ke hewan ternak. Vaksinasi ini dua kali dalam satu bulan selama sepuluh tahun," katanya.

Selain pemberian antibiotik dan vaksin, dinas juga telah mengimbau lalu lintas ternak dibatasi. Hewan-hewan milik warga di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, tidak boleh keluar dahulu.

Selain itu, ternak luar daerah dilarang masuk ke kecamatan tersebut setidaknya selama 1-2 bulan mendatang. Langkah ini untuk memantau perkembangan ternak setelah diberi antibiotik dan vaksin.

Sebelumnya, pada Rabu (8/5), Dinas Pertanian dan Pangan mendapat laporan tentang sapi yang mati karena pembesaran limpa di RT 4, Padukuhan Grogol 4, Desa Bejiharjo, Karangmojo. Setelah diselidiki, lima sapi dan dua ekor kambing mati.

Dari hasil uji sampel di Balai Besar Veteriner Wates pada Jumat (17/5), satu sapi positif mati karena bakteri Antraks. Antar-instansi langsung berkoordinasi untuk menangani kasus ini.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty menambahkan, pihaknya telah mengumpulkan orang-orang yang diduga melakukan kontak dengan sapi pengidap Antraks.

"Ada satu orang yang kami ambil swab dan darahnya. Kami sudah kirimkan ke Balai Besar Veteriner Wates dan Bogor," katanya.

Selain kontak langsung dengan sapi positif Antraks, orang tersebut juga mempunyai luka. "Upaya untuk mengetahui apakah positif Antraks atau tidak ini sebagai langkah antisipasi saja. Lebih baik curiga daripada lolos," ucapnya.

501