Home Gaya Hidup Saat Lukisan Dihiasi Nota dan Tiket Bekas

Saat Lukisan Dihiasi Nota dan Tiket Bekas

Yogyakarta, Gatra.com- Seniman Widi S. Martidiharjo memanfaatkan benda-benda sederhana di sekitarnya sebagai karya seni. Hal itu tampak dalam pameran tunggal Widi di Bentara Budaya Yogyakarta, yang dibuka pada Rabu (12/6) malam. Pameran berjudul 'Sumarah' ini  hingga 20 Juni mendatang.

Dalam pamerannya, Widi menampilkan sekitar 60 karya yang didominasi lukisan. Ketika datang, pengunjung langsung disambut oleh sebuah ruang mirip di sebuah ruang tamu yang berisi perabot, lukisan, dan coretan di dindingnya.

Pengunjung bahkan boleh ikut menggambar di ruangan ini. Dengan menyekat satu sudut ruang pameran, ruang ini diberi tajuk “Rumah Kebahagiaan”.

Membuka pameran ini, Direktur Program Bentara Budaya Frans Sartono mengungkapkan bahwa karya-karya Widi punya keunikan tersendiri.  “Dulu saya pertama ketemu, dia bawa gulungan kertas banyak sekali. Katanya mau pameran. Ternyata gulungan-gulungan itu karyanya yang luar biasa,” ujar Frans.

Baca Juga: Lebaran di Galeri Yogyakarta, Melihat Sesajen Bali sebagai Ekspresi Seni

Bukan hanya menorehkan warna di kanvas, seniman ini memanfaatkan benda-benda sederhana dalam karyanya seperti pulpen, tiket bekas, dan kertas struk pembayaran.

Dua contoh karya dengan pendekatan tersebut adalah “Di Bangku Taman” lukisan berukuran 115x140 centimeter dan “Mengarahkan” ukuran 140x140 centimeter. Di “Di Bangku Taman”, Widi menempelkan tiket dan struk pembelian untuk melengkapi ilustrasi geomteri menyerupai bangku yang didominasi warna hijau dan coklat.

Menurut Widi, pameran ini wujud keinginannya untuk menghadirkan karya-karyanya di Yogyakarta. “Keluarga saya berasal dari Kotagede di Yogyakarta, lalu saya kuliah di Bandung, kemudian sempat di Jakarta dan Bali. Nah, kemarin sempat keliling Eropa, sekarang saya ke Jogja. Tak ada alasan untuk tidak kembali ke sini,” ujar seniman kelahiran Wonosobo, 10 Maret 1975, ini.

Baca juga: Menikmati Lukisan-lukisan dari Negeri 1001 Malam, Minus Aladdin

Kurator Mikke Susanto menyebut karya-karya Widi di pameran ini merupakan wujud pengalaman dan nilai-nilai sang perupa. “Setiap pengunjung yang datang pasti merasakan hal tersebut dan pulang membawa sesuatu,” ucap Mikke di pembukaan pameran.

Menurut Mikke, jika seniman lain menampilkan hasil akhir karyanya, maka hal itu tidak berlaku bagi pameran Widi ini. “Di sini tidak hanya hasil akhir yang ditampilkan, tapi prosesnya. Bagaimana Widi bekerja dan apa yang melatarbelakangi itu,” ujar Mikke.

Di sisi lain, Mikke juga memberikan kritik. Menurutnya, Widi kurang tekun mengarsipkan karyanya. “Selama ini kita susah mengakses karya-karya Widi, ya karena pengarsipannya kurang,” ungkap Mikke.

Widi pun menyampaikan bahwa pamerannya terbuka bagi siapapun . “Siapapun yang datang boleh. Enggak harus ngerti karya saya, dinikmati saja,” pungkas Widi yang telah tiga kali menggelar pameran tunggal.

Reporter: Thovan Sugandi

 

 

552