Home Teknologi Sebanyak 47 persen Saluran Irigasi di Jabar Rusak

Sebanyak 47 persen Saluran Irigasi di Jabar Rusak

Bandung, Gatra.com- Sedikitnya ada 47% irigasi di Jawa Barat dalam kondisi rusak, mulai kategori kerusakan ringan hingga parah. Salah satu dampaknya, memperparah lahan pertanian yang mengalami kekeringan pada musim kemarau ini.

Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jawa Barat Linda Al Amin menyampaikan, irigasi yang berada di wilayahnya bukan hanya dikelola oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov). Justru yang terbanyak adalah dibawah pengawasan Pemerintah Pusat dan Kabupaten Kota.

"Area (lahan pertanian) kekeringan bertambah luas, karena banyak irigasi rusak itu betul. Karena, air tidak sampai ke sawah-sawah," ujar Linda di Kantor Dinas PSDA Jabar, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Kamis (4/7).

Baca juga: Sawah di Jabar Kering, Irigasi Rusak Salah Satu Penyebabnya

Disinggung upaya memaksimalkan irigasi yang rusak, dia sampaikan, sejauh ini baru dilakukan penanganan darurat. Adapun yang di bawah pengawasan pihaknya, yaitu terdiri dari 103 Daerah Irigasi (DI) seluas 100 hektare.

"Kita sudah melakukan penanganan darurat seperti pasang brongjong, tapi itu sifatnya sementara. Nah rusak berat ini yang gak bisa mengairi sama sekali. Itu seperti saat banjir beberapa bulan lalu," ungkapnya.

Baca juga: Kementerian PUPR Selesaikan Saluran Irigasi Primer dan Sekunder DI Leuwigoong, Garut

Linda mengaku, dalam upaya penanganan jangka panjang, pihaknya belum dapat merevitalisasi sejumlah irigasi yang mengalami kerusakan tersebut. Mengingat belum ada anggaran karena sejauh ini hanya mengoptimalkan alokasi anggaran operasional untuk. pemeliharaan dan perbaikan ringan.

"Memang untuk revitalisasi kita tahun ini belum ada anggaran, kita anggarkan di tahun depan secara bertahap. Intinya kita ada yang diprioritaskan, sementara pakai anggaran pemeliharaan dulu," ucap dia.

Hanya saja, menurut Linda, kerusakan irigasi bukan satu-satunya penyebab kekeringan sawah atau lahan pertanian lainnya. Pemahaman petani terkait kalender tanam pun menjadi indikasinya. Mengingat, untuk menangani permasalahan tersebut harus dilalui dengan lintas sektor. "Karena musim kemarau kan harusnya tanamnya bergantian agar bisa mengatur penggunaan air. Tapi masih ada yang paksa tanam bersamaan," tutur dia.

Baca juga: Kulonprogo Kekeringan, Pemkab Sebut Air Masih Cukup​​​​​​​

Linda menilai, wilayah Utara kerap kali kekeringan saat memasuki musim kemarau. Namun, pihaknya akan memastikan ketersediaan sumber air dari waduk Jatigede dan Jatiluhur untuk beberapa bulan mendatang.

Agar dapat diakses oleh seluruh pihak yang bergantung pada air, pihaknya melakukan pengaturan debit air yang akan dialirkan."Jadi kita akan mengawal pembagian air. Nanti ada petugas palang pintu air, membantu gilir pasokan air. Biar semuanya bisa tetap terairi," pungkas Linda.


Reporter: Risyad Nuradi

Editor: Birny Birdieni