Home Gaya Hidup Seni Tradisional Berpotensi Jadi Agen Penangkal Hoaks

Seni Tradisional Berpotensi Jadi Agen Penangkal Hoaks

Purbalingga, Gatra.com – Revolusi 4.0 memudahkan masyarakat mendapatkan informasi hanya dengan sentuhan jari. Mudahnya, arus informasi membuat maraknya berita-berita yang tidak jelas sumbernya, bersifat profokatif, dan meluasnya ujar kebencian.

Di sisi lain, media komunikasi massal lain, meski masih tetap lestari, kehilangan beberapa fungsi lainnya. Karena itu, perlu revitalisasi fungsi seni tradisional sebagai agen perubahan.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Purbalingga, Jonathan Eko Nugroho, mengatakan, seni tradisional diharapkan bisa menjadi media alternatif bagi masyarakat untuk pencerahan. Seni tradisional, di luar fungsinya sebagai hiburan, juga bisa membawa pesan yang menuntun masyarakat.

“ Pertura (pertunjukan rakyat) yang memadukan seni musik, seni teater dan seni tari diharapkan selain menjadi tontonan yang menarik juga diharapkan bisa menjadi tuntunan bagi masyarakat. Setidaknya, menjadi wahana pencerahan agar tidak terserang virus hoaks,” katanya kepada Gatra.com, Selasa (9/7).

Dia berharap, pertunjukan takyat   Forum Komunikasi Media Tradisional (FK Metra) tingkat Jawa Tengah yang dilaksanakan di objek wisata Purbasari Pancuran Mas, Minggu (7/6), bisa menjadi wahana baru untuk mengembalikan lagi nilai-nilai sosial sebuah seni pertunjukan.

Pertunjukan rakyat diharapkan mampu menjadi media alternatif untuk mengedukasi dan menyampaiakan segala hal kepada masyarakat. Ada pesan-peasan sosial yang harus disampaikan dalam setiap pertunjukan.

“Tema yang diambil dalam Pertura kali ini ada dua yakni pertama tangkal berita bohong dan ujaran kebencian. Kedua mengokohkan kembali Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan kesatuan Bangsa Indonesia,” ujarnya.

Dia mengemukakan, empat kabupaten mengikuti seleksi terakhir Pertura FK Metra tingkat Jawa Tengah yang dilaksanakan di objek wisata Purbasari Pancuran Mas, Minggu (7/6). Keempat kabupaten tersebut adalah Kabupaten Brebes,  Magelang, Jepara dan Purbalingga. 

Pertunjukan rakyat, selain sebagai upaya melestarikan budaya lokal juga sebagai ruang ekspresi bagi para seniman untuk terus mengembangkan kemampuannya di bidang seni budaya. Sebab, di era digital banyak masyarakat yang abai pada seni pertunjukan rakyat, bahkan tidak ada yang mengenal budayanya sendiri.

Jonathan mengatakan, pemilihan objek wisata Purbasari sebagai tempat seleksi pertunjukan bertujuan agar para seniman FK Metra, khususnya yang berasal dari luar Purbalingga, bisa menikmati keindahan wisata  di Purbalingga.

Harapannya mereka bisa menceritakan pengalamannya di Purbalingga kepada teman, sanak saudara dan tetangganya, bahwa di Purbalingga ada objek wisata yang patut dikunjungi.

“Temen-teman FK Metra juga bisa menikmati khas kuliner Purbalingga  dengan tempe mendoannya, dan jangan lupa membeli oleh-oleh khas Purbalingga,” katanya. 

98