Home Politik Siantar 2020 Harus Dipimpin Anak Muda

Siantar 2020 Harus Dipimpin Anak Muda

Siantar, Gatra.com - Menyambut Pemilihan Kepala Daerah 2020, sejumlah pemuda Kota Siantar membentuk wadah diskusi politik terencana. Wadah itu dinamai Kaukus Muda Siantar (KaMuS).

Melalui kaukus ini, diharapkan siapa saja yang berminat dan berencana membangunan diskursus politik di kota Siantar boleh ikut bergabung. Supaya, kaukus ini menjadi sarana pencerdasan politik bagi masyarakat.

Baca Juga: Masyarakat Siantar Berkomentar Terkait Pejabat Korupsi

Dalam diskusi perdana yang digelar di Jalan Asahan, Siantar, Senin (1/8), Pegiat pemuda kreatif Tumpak Hutabarat mengatakan, anak muda mestinya memiliki kesadaran politik tinggi. Pemuda seharusnya terus mengkritisi tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik.

Tumpak yang malang-melintang sebagai pembicara di forum-forum internasional mengatakan, sesungguhnya potensi sebagai pemimpin melimpah di Siantar. Bahkan anak muda Siantar juga tidak sedikit yang telah berkiprah di kancah internasional.

Aktor yang pernah menjadi melakoni salah satu peran di film Anak Sasada tersebut mengatakan bahwa pemuda memiliki posisi-posisi strategis di dunia bisnis dan pemerintahan. "Saya berkeyakinan, anak-anak muda Siantar punya kapasitas mumpuni untuk menjadi pemimpin," imbuhnya.

Baca Juga: Polda Sumut Segera Periksa Walikota Siantar

Melihat potensi yang ada, sambung lelaki yang akrab disapa sebagai Siparjalang itu mengaku optimis bahwa Siantar harus dipimpin oleh orang muda pada 2020 mendatang. Atau setidaknya, pemimpin ke depan jangan lagi kaum tua.

Ini saatnya generasi muda menunjukkan sekelumit kiprah terbaiknya di pemerintahan agar Kota Siantar maju dan sejahtera. Aktivis muda ini juga meyakini generasi millennial adalah generasi cerdas, cekatan, kreatif, inovatif dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

Baginya, spirit kota adalah kreativitas dan basis dari kreativitas adalah komunitas. “Siapa yang mampu mengelola kreativitas dan memberdayakan komunitas, ia memahami permasalahan kota ini dan layak untuk memimpin Siantar ke depan," timpal lelaki yang mengepalai Kemah 1000 Tenda itu.

Baca Juga: Sekda Siantar Diperiksa Selama Tujuh Jam

Persoalan Siantar yang kian menggurita menjadi titik tolak untuk mencari anak muda yang punya semangat perubahan. Laju peningkatan ekonomi yang lambat dan rendahnya kesejahteraan warga kota serta minimnya pembangunan infrastruktur akan selalu menjadi pembicaraan utama dalam politik lokal di Siantar.

Proses pengelolaan politik menuju demokrasi yang substansial mesti melalui serangkaian diagnosa yang tepat dan sesuai dengan konteks kota. Selain itu, peran dan partisipasi aktif dalam menjaga kesubstansian demokrasi itu harus menjadi spirit majunya kota.

Sependapat dengan Siparjalang, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU) Fernando Sihotang mengajak anak muda Siantar untuk merekonstruksi demokrasi substansial.

Baca Juga: Polda Sumut Segera Periksa Walikota Siantar

Rekonatruksi dilakukan dengan mengadopsi gagasan yang pernah dituliskan oleh Paul Tillich dalam Love, Power and Justice (1960). "Konsep ideal kesejahteraan itu harus diaplikasikan dalam bentuk kekuasaan agar dapat dirasakan manfaatnya oleh banyak orang," kata Sihotang.

Fernando juga mengingatkan anak muda untuk menghindari kekuasaan yang eksploitatif dan sewenang-wenang. Kekuasaan haruslah dijalankan dengan mengedepankan prinsip-prinsip keadilan. “Maka pemimpin kota Siantar di 2020 mesti mendapat rekomendasi penuh dari orang-orang muda,” pungkasnya.

Reporter: Jon RT Purba

429