Home Kesehatan Gawat! Polusi Udara Bisa Memicu Gangguan Mental

Gawat! Polusi Udara Bisa Memicu Gangguan Mental

New York, Gatra.com - Polusi udara telah lama diketahui merusak lingkungan dan tubuh manusia. Sekarang, masalah lain yang terkait dengan kualitas udara yang buruk adalah meningkatnya kasus gangguan neurologis di AS.

Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Biology menunjukkan, bahwa efek polusi udara dapat berkontribusi pada perkembangan gangguan bipolar dan depresi. Temuan ini menambah daftar masalah kesehatan terkait dengan polusi, seperti kanker paru-paru dan stroke.

Para peneliti juga menemukan, beberapa wilayah di AS dengan kualitas udara yang buruk memiliki 27 persen kasus gangguan bipolar lebih tinggi dan 6 persen untuk depresi. Studi terpisah di London, Cina dan Korea Selatan pun memberikan temuan yang sama, bahwa masyarakat yang tinggal dengan kualitas udara buruk memiliki kasus kesehatan mental yang buruk.

Baca Juga: Antisipasi ISPA, Pemkab Tebo Bagikan 60 Ribu Masker

Untuk studi terbaru, para peneliti mengumpulkan informasi dari asuransi kesehatan 151 juta orang yang melaporkan gangguan kejiwaan di AS dan Denmark. Tim juga melihat data kualitas udara, air dan tanah di setiap negara bagian AS.

"Temuan tersebut menambah bukti dari studi sebelumnya tentang kemungkinan hubungan antara polusi udara dan gangguan kejiwaan," kata seorang ahli epidemiologi dari King’s College London, Ioannis Bakolis seperti yang dilansir dari Medical Daily, Rabu (21/8).

Polusi udara juga dikaitkan dengan skizofrenia. Mayoritas orang yang memiliki masalah kesehatan mental adalah penghuni wilayah dengan tingkat polusi udara yang tinggi sejak kecil. Para peneliti menjelaskan, kualitas udara yang buruk berkontribusi terhadap gangguan mental karena peradangan pada saluran pernapasan.

Baca Juga: Terungkap Bagian Otak yang Mengubah Visual Jadi Bahasa

Peradangan seperti itu menyebar ke seluruh tubuh dan juga mempengaruhi otak. Penyebab potensial lainnya adalah beberapa polutan udara dapat masuk ke otak melalui hidung dan secara langsung menyebabkan peradangan dan kerusakan.

Selanjutnya, diperlukan lebih banyak lagi penelitian untuk mendukung hubungan antara polusi udara dan gangguan neurologis. Sehingga, upaya di masa depan dapat mengkonfirmasi temuan mereka dan komunitas medis dapat mengubah cara memperlakukan, serta mencegah masalah kesehatan mental.

“Tidak seperti kecenderungan genetik, lingkungan adalah sesuatu yang dapat kita ubah,” terang penulis studi dan ahli genetika di University of Chicago, Andrey Rzhetsky.

 

1374