Home Gaya Hidup Narkotika Masuk ke NTT 80% dari Timor Leste

Narkotika Masuk ke NTT 80% dari Timor Leste

Kupang, Gatra.com - Hampir 80% Narkotika masuk ke kota Kupang, (Nusa Tenggara Timur (NTT) dari Negara tetangga Republik Demokrat Timor Leste. 

"Data yang ada seperti itu. Pasokan narkotika ke NTT khususnya Kota Kupang melalui perbatasan. Kebanyakan masuk melalui jalan tikus," kata Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Kupang, Kompol  Lino do Rosari Pereira, SH kepada wartawan saat melakukan bimbingan teknis (Bimtek) tentang bahaya narkoba kepada para pemilik hotel di Kota Kupang yang berlangsung di Hotel On The Rock Kupang, Kamis (29/8).

Dia menyebutkan ada tiga pintu masuk narkotika ke Kota Kupang, yakni  melalui darat, udara, dan laut. Dari tiga pintu masuk itu, hampir 80 persen melalui darat dari Negara Timor Leste lewat perbatasan. Kebanyakan lewat jalan tikus yang susah dideteksi petugas penjaga tapal batas," jelas Kompol Lino.

Dia mencontohkan, belum lama ini sepasang suami istri tertangkap membawa 4.824 pil ekstasi dari Timor Leste yang ditangkap pihak Bea Cukai dan Imigrasi di tapal batas Motaain, Kabupaten Belu. 

"Kasusnya saat ini sementara ditangani Polres Belu, ujar Kompol Lino do Rosari Pereira,SH

Untuk meminimalisir masuknya narkotika ke Timor Barat dari Timor Leste ini jelas Kompol Lino, jajaran BNN NTT terus melakukan koordinasi semua instansi terkait, seperti Bea Cukai, Imigrasi dan kepolisian. 

"Kami jajaran BNN khususnya Timor Barat terus melakukan koordinasi dengan Instansi terkait. Khusus bandara, sedang dilakukan pemetaan termasuk kelengkapan alat deteksi yang terus diperbaharui. Dengan alat terbaru ini bisa mendeteksi semua barang-barang berbahaya jenis-jenis narkoba," katanya.

Saat ini, ujar Kompol Lino, sudah ada penerbangan Kupang-Dili Timor Leste PP. "Sebentar lagi akan ada lagi jalur baru yakni ke Oecusi dan Suai, Distri Covalima. Karena itu harus diwaspadai sedini mungkin," jelasnya.

Dia menyebutkan di instansinya ada tiga program yang dilakukan yaitu program rehablitasi dengan mengajak masyarakat yang menjadi pecandu narkotika supaya secara sukarela datang melaporkan ke Kantor BNN untuk mendapatkan rehablitasi.

Kedua, melakukan pencegahan dengan melakukan sosialisasi kepada semua stakeholder maupun semua instansi termasuk pihak pengelolah jasa perhotelan. 

"Dan yang terakhir melakukan pembrantasan  dengan menangkap para pelaku pengedar maupun pengguna  narkotika untuk diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku. KHusus ini adalah langkah terakhir," ungkapnya.

Saat ini sebut Kompol Lino ada 30 orang pengguna narkotika  yang sedang direhablitasi oleh BNN Provinsi NTT. Pada umumnya, mereka datang secara sukarela ke Kantor BNN minta untuk dilakukan rehablitasi.

"Para korban pecandu narkotika yang mendapat rehablitasi itu kebanyakan dari kalangan muda. Ada yang mendapat rehablitasi rawat jalan seminggu sekali, dan ada yang rawat inap di Rumah Sakit Umum Prof. W.Z. Johanes Kupang dan Rumah Sakit Angkatan Laut," ujar Kompol Lino.

Untuk itu kata Kompol Lino, saat ini pihaknya terus melakukan upaya pencegahannya. Dan terus melakukan sosialisasi dan Bimtek kepada semua stakeholder  termasuk instansi pemerintah, swasta dan pihak perhotelan. 

"Melalui sosialisasi dan Bimtek ini kami berharap, bisa menjadi patner BNN dalam menyampaikan informasi keberadaan para pengedar dan pengguna narkotika,j" Kompol Lino.

 

912