Kulonprogo, Gatra.com – Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan pemerintah tidak akan menutup destinasi wisata Pulau Komodo dan tak akan memindahkan masyarakat setempat.

“Sudah ada keputusan dari tim terpadu yang dipimpin setingkat dirjen terkait rencana penutupan Pulau Komodo tahun depan,” kata Arief di Bandara Internasional Yogayakarta (BIY), Kulonprogo, Rabu (18/9).

Apalagi, kata Arief, penutupan Pulau Komodo memerlukan aturan Kementerian Lingkugan Hidup dan Kehutanan. “Keputusan itu juga didasarkan pada permintaan pasar pariwisata dunia. Agen pemasaran destinasi wisata meminta kepastian secepat mungkin mengenai kebijakan ditutup atau tidak ditutup Pulau Komodo agar mereka bisa menjual atau tidak,” ucapnya.

Menurut Arief, penantian terbitnya aturan yang berlarut-larut sangat tidak bagus bagi industri pariwisata Indonesia. Jika tidak segera diambil keputusan, Pulau Komodo dikhawatirkan tak akan masuk jadi destinasi wisata dunia.

Selain ihwal Pulau Komodo, Menpar juga meminta pemerintah daerah memutuskan pelaksanaan ajang balap sepeda ‘Tour De Singkarak’ di tengah kondisi kebakaran hutan dan lahan. “Kemenpar sudah mengumumkan di Sumatera dan Kalimantan ada bencana karhutla, namun tidak akan mengeluarkan peringatan,” katanya.

Ia sangat berharap ‘Tour De Singkarak’ dihentikan sementara atau dipindah jadwalnya karena karhutla belum teratasi. Jika memang dilaksanakan, ajang itu rencananya dimulai pada 19 September 2019. Namun jika digelar, ajang ini dikhawatirkan akan menjadi pengalaman buruk bagi peserta luar negeri.