Home Milenial Menjajal Swafoto di Atas Samudera Hindia dari Bukit Hud

Menjajal Swafoto di Atas Samudera Hindia dari Bukit Hud

Kebumen, Gatra.com – Bukit Hud, Karangbolong, Kebumen, menyajikan pemandangan yang indah dengan hamparan alam perbukitan yang berlomba menyentuh awan, dan dipadu dengan luasnya Samudera Hindia.

Dari bukit ini, wisatawan dapat melihat luasnya Samudera Hindia tanpa penghalang. Angin yang bertiup dari tengah samudera menyegarkan tubuh. Apalagi, jika dinikmati dengan kelapa muda sembari menikmati birunya samudera dan ombak-mbak yang bekerjaran.

Beberapa waktu ini, Bukit Hud menjadi destinasi yang ramai didatangi pelancong. Mereka tertantang berfoto di ketinggian gardu pandang di tebing karang yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia.

Pengelola Bukit Hud, Anasir mengatakan peak season atau puncak kunjungan secara rutin terjadi tiap akhir pekan. Pada hari-hari biasa, angka kunjungan berkisar 100 orang. Adapun pada akhir pekan, kunjungan bisa meningkat tiga hingga lima kali lipat.  

“Dibandingkan dengan hari-hari biasa memang ada kenaikan yang drastis pengunjung kalau saat libur,” katanya, beberapa waktu lalu.

Selain akhir pekan, kata dia, kunjungan juga akan naik pada waktu libur panjang. Pengunjung Bukit Hud, kebanyakan memang remaja dan pelajar atau sering disebut milenial.

Meski semakin populer, harga tiket masuk ke Bukit Hud sangat murah, yakni Rp5.000 per orang, ditambah Rp2.000 untuk ongkos parkir kendaraan. Di area Bukit Hud, pengunjung bisa memilih fasilitas yang hendak dinikmati.

Di Bukit Hud, pengunjung juga menemukan satu wahana yang disebut sebagai Gerbang Cinta. Beda dengan spot kupu-kupu yang mengkominasikan perbukitan dengan lautan, Gerbang Cinta berlatar alam pedesaan.

“Kami ingin menyajikan latar swafoto atau selfie maupun welfie berlatar pegunungan dan pedesaan. Latar selfie itu tentu beda dengan beberapa tempat selfie lain di Bukit Hud yang berlatar lautan lepas,” jelasnya.

Anasir menerangkan, Bukit Hud juga memiliki camping ground atau perkemahan yang biasa dimanfaatkan turis untuk berakhir pekan. Pengunjung bisa membawa tenda sendiri mapun menyewa dari pengelola.

“Objek wisata ini buka 24 jam, karena biasanya ada yang camp juga di bukit ini,” ujarnya.

Di malam hari, turis bisa menyalakan api unggun dan membakar ikan laut, atau hanya sekadar menikmati jagung bakar di sejumlah gardu pandang yang ada di Bukit Hud, sembari menikmati pemandangan malam laut.

“Kami sekarang seadang fokus pembenahan fasilitas, seperti musala,” ucapnya.

619