Home Ekonomi Mendag Ajak Pusat dan Daerah Kendalikan Harga Bahan Pokok

Mendag Ajak Pusat dan Daerah Kendalikan Harga Bahan Pokok

Batu, Gatra.com - Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita mengajak pemerintah pusat dan daerah meningkatkan sinergi dalam menjaga kecukupan pasokan dan harga barang kebutuhan pokok (bapok) dalam menghadapi hari besar keagamaan nasional (HBKN).

"Dalam beberapa waktu ke depan, ada potensi kenaikan permintaan bapok pada Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Sementara kondisi cuaca masih belum kondusif untuk produksi pangan nasional," kata Mendag dalam Rapat Koordinasi Nasional Barang Kebutuhan Pokok menjelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 di kota Batu, Malang, Jawa Timur, pada Jumat (4/10).

Enggar menghimbau pemerintah pusat dan daerah perlu melakukan antisipasi kecukupan pasokan bahan pokok daerahnya masing-masing sejak dini. Kementerian Perdagangan (Kemendag) diberi mandat untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok yang dicerminkan dengan tingkat inflasi terkendali yang ditargetkan 3,5 persen.

Mendag berharap sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan seluruh pelaku usaha pangan dapat terus berjalan.

"Agar masyarakat memperoleh pangan dengan harga yang terjangkau, tersedia dalam jumlah yang cukup, dan pelaku usaha memperoleh keuntungan yang wajar," katanya.

Enggar menyebut pemerintah telah mampu mengendalikan inflasi selama 3,5 tahun terakhir. 

"Kontribusi inflasi tertinggi pada waktu itu adalah bahan pokok makanan. Dengan upaya bersama, inflasi bisa kita kendalikan," ujarnya. 

Data dari Badan Pusat Statistik, inflasi pada Agustus 2019 (MoM/bulan ke bulan) tercatat sebesar 0,27 persen dan inflasi sepanjang 2019 (YtD/dari awal tahun) tercatat sebesar 2,2 persen. Meskipun kelompok bahan makanan Agustus 2019 (MoM) mengalami deflasi 1,97 persen, namun secara keseluruhan inflasi sepanjang 2019 (YtD) tercatat sebesar 3,51 persen atau tertinggi dibanding kelompok pengeluaran lainnya. 

"Beberapa faktor utama penyebab naiknya inflasi adalah kenaikan harga bawang putih akibat gangguan pasokan impor dan cabe merah, akibat kemarau yang cukup panjang," katanya.

Menurutnya, periode HBKN merupakan periode yang rawan mengalami gejolak harga, khususnya barang kebutuhan pokok akibat faktor peningkatan permintaan dari masyarakat. Ini tergambar dari tingkat inflasi bulanan pada puasa-lebaran serta akhir tahun yang cenderung naik.

Berdasarkan data BPS, rata-rata harga beras pada September 2019 cenderung stabil, hanya naik 0,07 persen dibanding bulan sebelumnya. Dari 82 kota pantauan indeks harga konsumen (IHK), harga beras di 55 kota stabil dan turun (67 persen). Kenaikan harga beras di atas 1 persen hanya terjadi di 11 daerah. Daerah-daerah yang perlu dicermati adalah Kota Metro yang harganya naik 4,59 persen; Purwokerto naik 3,56 persen; dan Cilacap naik 3,45 persen.

Sementara itu, Kemendag memantau perkembangan harga bahan pokok secara nasional pada bulan September, masih terpantau stabil. Bahkan cabai dan bawang sudah cenderung turun dibanding bulan sebelumnya. 

Untuk rata-rata harga bahan pokok nasional lainnya, daging sapi masih stabil di kisaran Rp116.000/kg, minyak goreng curah Rp10.350/liter atau setara Rp11.500/kg, dan tepung terigu Rp10.200/kg. 

Untuk gula pasir turun 0,36 persen menjadi Rp13.600/kg, telur ayam ras turun 4,04 persen menjadi Rp23.600/kg, bawang putih turun 5,51 persen menjadi Rp34.200/kg, daging ayam ras turun 5,79 persen menjadi Rp31.500/kg, cabe rawit turun 18,45 persen menjadi Rp57.900/kg, cabe merah turun 22,83 persen menjadi Rp50.800/kg, dan bawang merah turun 20,05 persen menjadi Rp21.500/kg.

153

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR