Home Politik Komposisi Kabinet Jokowi Jilid Dua Dinilai Pas

Komposisi Kabinet Jokowi Jilid Dua Dinilai Pas

Jakarta, Gatra.com - Koordinator Presidium Nasional Perguruan Tinggi Muhammadiyah (Korpresnas PTM) Indonesia, Rahmat Syarif menyoroti kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo jilid dua. Menurutnya, komposisi kabinet sudah cukup baik lantaran mayoritas diisi oleh tenaga profesional.

"Mahasiswa percaya kepada kabinet Jokowi jilid dua. Banyak menteri-menteri yang diambil dari seorang ahli yang profesional. Kami menaruh harapan kepada mereka," kata Rahmat dalam diskusi bertajuk 'Meneropong Kabinet Indonesia Maju Jilid II, Terkait 5 Program Kerja Prioritas, Aktivis Mahasiswa angkat suara', di Tangerang Selatan, Senin (28/10).

Selain itu, kehadiran Ma'ruf Amin sebagai Wakil Presiden juga dinilai membawa pesan damai. Sebagai tokoh besar, katanya, Ma'ruf Amin bisa menjadi penengah di antara keberagaman Indonesia.

"Beliau tokoh besar agama Islam. Kami yakin Indonesia bisa aman dan damai dengan beliau menjadi Wapres. Intoleransi di negara ini bisa tiarap jika pak Kyai yang turun tangan," ujarnya.

Meski begitu, sebagai mahasiswa Rahmat juga akan tetap menjadi kontrol bagi pemerintah. Ia berpendapat, mahasiswa harus bergerak sebagai kontrol sosial agar iklim demokrasi di Indonesia tetap sehat.

"Ya kami akan tetap mengawasi kinerja pemerintah. Mahasiswa memang tugasnya seperti itu, jadi kontrol. Mahasiswa yang berdaulat ya begitu. Ini demi kemajuan bangsa Indonesia," imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Umum Generasi Satu Indonesia, Ginka Febriyanti mengapresiasi pidato Presiden Jokowi saat pelantikan. Dalam pidatonya, Jokowi menyoroti persoalan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Ginka berpendapat, saat ini kualitas SDM Indonesia memang perlu ditingkatkan demi kemajuan bangsa.

"Kami mendukung apa yang disampaikan Presiden soal SDM. Memang perlu ditingkatkan. Maka dari itu kami mengadakan diskusi ini. Kami membahas persoalan SDM kita. Ya demi menuju SDM unggul sesuai visi misi Presiden," ungkapnya.

Ginka juga menyarankan seluruh elemen masyarakat, terutama mahasiswa, agar tetap kritis terhadap pemerintah. Hal itu menurutnya demi terciptanya keseimbangan dalam berbangsa dan bernegara.

"Kalau ada program pemerintah yang bagus ya kami dukung, asal demi kemajuan bangsa. Tapi kami juga akan memberikan kritik yang membangun, bukan kritik yang merusak serta mengacaukan stabilitas negara," imbuhnya.

Diskusi ini dihadiri oleh sejumlah mahasiswa dari berbagai kampus, di antaranya Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, dan Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB- AD), serta organisasi kepemudaan Generasi Satu Indonesia. Sejumlah Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa juga hadir dalam kesempatan itu.

145