Home Kebencanaan Musim Hujan Di Jateng Warga Sekitar Lereng Waspadai Longsor

Musim Hujan Di Jateng Warga Sekitar Lereng Waspadai Longsor

Semarang, Gatra.com - Dinas Energi Sumber Data dan Mineral (ESDM) Jawa Tengah menyebutkan sebanyak 27 kabupaten/kota rawan tanah longsor pada musim penghujan.

Oleh karenanya, ESDM mengimbau masyarakat di 27 daerah tersebut agar senantias waspada bila turun hujan deras lebih dari dua jam karena berpotensi terjadi bencana tanah longsor.

“Bila hujan deras turun lebih dari dua jam, maka warga yang tinggal di perbukitan dan lereng diminta waspada, jangan tidur karena rawan tanah longsor,” kata Kepala Dinas ESDM Jawa Tengah (Jateng) Sujarwanto Dwiatmoko dalam jumpa pers di Gedung Gubernuran Jateng di Jalan Pahlawan Semarang, Rabu (13/11).

Menurutnya, ke-27 kabupaten/kota rawan longsor itu yakni, Banjarnegara, Pemalang, Tegal, Kebumen, Purworejo, Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Brebes, Batang, Pekalongan, Wonosobo.

Temanggung, Magelang, Semarang, Kota Semarang, Grobogan, Kendal, Jepara, Kudus, Pati, Rembang, Blora, Boyolali, Wonogiri, Karanganyar, dan Sragen.

Titik yang rawan longsor terbagi rawan sedang dan tinggi. Titik rawan longsor tinggi terdapat pada daerah dataran tinggi sekitar Gunung Sindoro dan Sumbing, seperti Temanggung, Wonosobo dan Kabupaten Magelang.

Daerah lereng Gunung Slamet seperti Banjarnegara, Kabupaten Tegal, Kabupaten Pekalongan dan Pemalang, serta daerah sekitar Gunung Lawu, seperti Karanganyar dan daerah lereng Gunung Ungaran di Kabupaten Semarang.

“Secara reguler kami melakukan pemantauan dan pemeriksaan di 27 kabupaten/kota yang rawan bencana longsor tersebut,” ujar Sujarwanto.

Sebagai antisipasi, Tim ESDM melakukan pemantauan gerakan tanah, dengan mengamati retakan tanah, pohon dan tiang listrik miring, air sungai keruh yang mengandung kerikil, krakal dan bongkahan batu secara tiba-tiba, muncul rembesan air di tebing, serta bangunan retak bahkan miring.

Selain itu, membuat surat edaran kepada 27 pemerintah daerah rawan bencana agar waspada serta melakukan tindakan-tindakan mitigasi dengan meningkatkan kewaspadaan khususnya warga yang bermukim di daerah perbukitan dan lereng.

Membersihkan drainase sehingga air tidak tersumbat, memelihara early warning system, dan menutup celah-celah tanah yang membuka atau retak.

“Kami juga telah memasang puluhan alat pantau gerakan tanah di sejumlah titik daerah rawan longsor sehingga bisa dilakukan antisipasi menyelamatkan warga,” ujar Sujarwanto.

159