Home Ekonomi Pemerintah Diminta Jangan Kaku soal BBM untuk RS Apung

Pemerintah Diminta Jangan Kaku soal BBM untuk RS Apung

Jakarta, Gatra.com - Pendiri doctorSHARE (Yayasan Dokter Peduli), dr. Lie Dharmawan, meminta kepada pemerintah untuk membantu baik secara finansial maupun perizinan soal pemakaian Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi bagi kapal Rumah Sakit Apung (RSA) yang secara gratis memberi pelayanan kesehatan bagi masyarakat di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

"Masih banyak yang harus dilakukan dan mereka [pemerintah] juga mengharapkan partisipasi dari pihak swasta dan kami sudah menjalankan peran kami. Kami berharap akan ada bantuan nyata dari pemerintah untuk membantu usaha kami ini," katanya saat di wawancarai awak media di Baywalk Mall, Green Bay Pluit, Jakarta Utara, Sabtu (23/11).

Bantuan itu, lanjut Lie, bisa berupa dana maupun pemberian izin untuk menggunakan BBM bersubsidi bagi Rumah Sakit Apungnya yang sudah memberi pengobatan gratis bagi masyarakat daerah 3T, contohnya di wilayah Indonesia Timur. "Bantuan nyata itu, pertama perizinan. Kedua jangan lupa kami membutuhkan dana. Dana itu dana yang tidak kecil jumlahnya."

Dari segi perizinan, Lie menyatakan, saat ini Kapal RSA membeli bahan bakar dengan harga industri yang cukup memberatkan. Ketika ingin membeli BBM bersubsidi, ternyata tidak diperbolehkan. Karena BBM bersubsidi hanya digunakan untuk kapal nelayan dan bobotnya di bawah 8 ton.

"Kapal kita jelas bukan kapal nelayan, kapal rumah sakit. Kalau kapal nelayan kan enggak bisa memberikan bantuan operasi di atas kapalnya, satu. Kedua, kapal nelayan yang masuk kategori untuk boleh membeli bersubsidi itu kan kategori nelayan yang kecil, yang beratnya di bawah 8 ton. Di bawah 8 ton kapal apa yang bisa kita fungsikan sebagai rumah sakit? enggak mungkin kan," ujarnya.

Oleh sebab itu, ia berharap agar pemerintah bisa melihat serta jangan terlalu kaku dalam menerapkan undang-undang yang berlaku.

"Jadi mudah-mudahan dari pihak pemangku jabatan ini bisa melihat dan jangan terlalu kaku menerapkan undang-undang yang berlaku. Lihatlah kami juga enggak bertanya mengapa pemerintah tidak melakukan hal yang seperti ini, tetapi mengapa pemerintah membiarkan kami melakukan hal yang demikian," ucapnya.

DoctorSHARE adalah organisasi kemanusiaan non-profit yang fokus pada pelayanan kesehatan dan bantuan kemanusiaan yang berdiri pada 19 November 2009.

Ada beberapa program pelayanan kesehatan dari doctorSHARE, salah satunya Rumah Sakit Apung (RSA). Saat ini, doctorSHARE mempunyai tiga kapal RSA. Pertama, RSA dr Lie Dharmawan (2013). Kedua, RSA Nusa Waluya I (2015) dan RSA Nusa Waluya II (2018).

RSA Nusa Waluya II kini berada di Baywalk Mall, Green Bay Pluit, Jakarta Utara. Kapal yang di dalamnya memiliki fasilitas pelayanan kesehatan dari ruang poli anak, poli gigi, ruang persalinan, ruang X-ray, UGD, dan ruang bedah tersebut sebelumnya ditarik dari Palu, Sulawesi Tengah ke Jakarta dalam rangka untuk melakukan beberapa perbaikan serta penambahan alat bedah.

Reporter: ARH

594