Home Kesehatan Stop Diskriminasi pada ODHA

Stop Diskriminasi pada ODHA

Medan, Gatra.com – Pihak Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) mengharapkan diskriminasi terhadap Orang dengan HIV AIDS (ODHA) dihentikan. Masyarakat harus mendukung pemberian pelayanan HIV AIDS dan juga membela HAM yang juga layak bagi ODHA.

Hal itu diungkapkan Direktur Medik dan Keperawatan RSUP H Adam Malik, dr Zainal Safri SpPD (K) SpJP (K) pada acara Peringatan Hari AIDS Sedunia di RSUP H Adam Malik, Selasa. (10/12). Dia mengatakan bahwa ada tiga hal yang dilakukan saat ini.

Baca Juga: Warga Simalungun Suspek Difteri Mulai Membaik

Pertama tidak ada infeksi baru HIV, kemudian tidak ada kematian akibat AIDS, dan yang terakhir tidak ada stigma dan diskriminasi untuk mencapai eliminasi HIV pada 2030. “Tujuan peringatan Hari HIV AIDS Sedunia adalah untuk menumbuhkan kesadaran yang lebih besar tentang dampak HIV AIDS,” jelasnya.

RSUP H Adam Malik merupakan rumah sakit tipe A yang menyediakan fasilitas pelayanan pasien HIV AIDS yang didukung oleh dokter sub spesialis di Pusat Layanan Khusus (Pusyansus). Rumah Sakit milik Kementerian Kesehatan RI ini merupakan Rumah Sakit yang paling banyak menangani pasien HIV AIDS.

Zainal menambahkan, sampai saat ini sudah bekerja sama dengan lima Rumah Sakit di Kota Medan. “Kami sangat berterima kasih kepada pengurus yayasan yang peduli AIDS. Termasuk juga dokter dan perawat yang berugas di unit Pusyansus RSUP H Adam Malik,” katanya.

Baca Juga: HS, Warga Simalungun Suspek Difteri Tidak Imunisasi Lengkap

Acara peringatan hari Aids diharapkan Zainal sekaligus sebagai motivasi untuk dapat meningkatkan pelayanan bagi Pusyansus. Sementara itu, dr Tambar Kembaren SpPD K-PTI mengaku pengetahuan tentang HIV AIDS sering keliru sehingga terbentuk pendiskriminasian terhadap ODHA

“SDM dan fasilitas Rumah Sakit kami siap untuk merawat semua pasien penderita HIV AIDS. Data 2019 menyebutkan, dari 734 kasus yang diperiksa jumlah virusnya, ditemukan yang tersupresi itu 90% yang artinya, apa yang dicanangkan pemerintah sudah berhasil dilaksanakan di Rumah Sakit ini,” tegasnya.

Senada dengannya, dr Restuti Hidayani Saragih SpPD FINASIM MHKes menyebutkan dari 90% diusahakan pasien yang sudah positif HIV mendapat pengobatan Antiretroviral (ARV). Obat tersebut berguna untuk meredam aktivitas virus. Agar bekerja maksimal, obat tersebut harus diminum secara rutin oleh ODHA.

Baca Juga: Satu dari Tiga Anak Asal Simalungun Tidak Didiagnosa Difteri

Oleh sebab itu pendistribusian ARV harus sampai ke Puskesmas. Semakin banyak masyarakat yang sadar dan mengetahui HIV dan tidak menularkan virusnya ke orang lain, serta mendapatkan pengobatan ARV dini, dapat mendorong percepatan tercapainya penurunan epidemi HIV agar Indonesia dapat mencapai '3 Zero.

“Paradigma kita harus diubah sesuai dengan kenyataan ilmiah medis, bahwa HIV adalah penyakit kronis sama seperti Diabetes Melitus, penyakit Jantung Korener, Kanker, dan sebagainya yang akan diderita seumur hidup,” jelasnya.

Penularan ini tidak mudah, yaitu melalui hubungan seksual yang tidak aman atau tidak menggunakan, penularan secara vertikal yaitu dari ibu ke bayi.

676