Home Politik Hilmar Tepis Anggapan Kemendikbud Abaikan Kesenian

Hilmar Tepis Anggapan Kemendikbud Abaikan Kesenian

Jakarta, Gatra.com - Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid, mengatakan bahwa Ditjen Kebudayaan Kemendikbud masih akan tetap memberi perhatian pada bidang kesenian, Meskinpun pada struktur baru saat ini Direktorat Kesenian telah ditiadakan.
 
Menurut Hilmar, bukan hanya bidang tersebut masih ada, bahkan justru dengan struktur baru ini pembagian kerjanya menjadi lebih jelas. Sehingga, hal ini sekaligus menjawab keresahan pegian seni atau seniman di tanah air pasca perubahan struktur tersebut.
 
"Kalau dibilang organisasi seniman, jurusan seni, dan pengajar seni di perguruan tinggi dulu ke sini tidak ada rumahnya, tapi segi apa yang ingin dibantu atau didukung. Nah, saat ini kita memberi layanan publik. Katakanlah karena sekarang saya pengajar, ingin mengembangkan kurikulum kesenian berbasis tradisi, nah sekarang itu ada dumahnya, yaitu di [Direktorat] pembinaan," ujar Hilmar di Jakarta, Jumat (10/1/2020).
 
Hilmar mengatakan, dahulu melalui Direktorat kesenian, permasalahan tersebut sedikit membingungkan karena substansi permasalahannya lebih dekat ke Pendidikan Tinggi (Dikti). Bahkan ada permintaan rektor kampus seni untuk dipindahkan ke direktorat kebudayaan
 
"Saya bilang tidak bisa meski subtansi itu disini [Ditjen Kebudayaan]. Nah, dengan sekarang kita sudah punya direktorat pembinaan tenaga dan lembaga, Jadi clear. Semua yang berkaitan dengan tenaga dan lembaga akan diurusi oleh direktorat tersebut dari mulai perguruan tinggi sampai sanggar masyarakat. Sudah jelas rumahnya," kata Hilmar.
 
Ke depan, Hilmar juga mengakui membutuhkan watu untuk menyampaikan hal tersebut, Sehingga, minggu depan Hilmar menyampaikan akan mengumpulkan semua stakeholder kebudayaan secara bergiliran agar semua isu atau kabar yang yang belum dipahami bisa tersampaikan secara jernih. 
 
"Tapi harus dipancing sedikit oleh media, agar ada pemahaman bahwa yang merasa tidak diurus itu bisa terjawab. dan jawabannya tegas. ini bukan berarti dengan hilangnya kata-kata kesenian, sejarah, cagar budaya dan lain sebagainya maka tidak akan diurus. Ini tetap akan diurus, bahkan lebih efektif dengan cara mengubah organisasi kerjanya," pungkas Hilmar.
156