Solo, Gatra.com - Stadion Manahan Solo terpilih menjadi salah satu venue untuk piala dunia U-20 pada tahun 2021 mendatang. Namun sayangnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo saat ini tidak memiliki anggaran untuk membangun lapangan pendamping sebagai syarat penyelenggaraan kompetisi bergengsi ini.

Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo membenarkan adanya kabar ini. Saat ini pembangunan stadion Manahan difokusnya untuk menyelesaikan landscape. Pasalnya pembangunan dalam stadion sudah selesai akhir tahun lalu.

”Landscape ini menjadi tanggung jawab dari bagian Cipta Karya (Kemen PUPR),” ucapnya saat ditemui di Loji Gandrung Solo, Jumat (24/1).

Hanya saja, pria yang akrab disapa Rudy ini tengah mengeluhkan kondisi lapangan yang ada di kota Solo. Lapangan yang nantinya akan menjadi lokasi pendukung untuk latihan para tim yang akan bertanding ini belum memiliki anggaran untuk perbaikan.

”Yang penting itu anggaran lapangan pendamping. Dari provinsi (Jawa Tengah) diminta untuk membantu. Harusnya PSSI juga koordinasi dan komunikasi dengan venue-venue di kota dan provinsi yang ditunjuk,” ujarnya.

Mengingat keberadaan lapangan pendamping menjadi syarat mutlak. Untuk itu Pemkot Solo meminta agar PSSI juga turut mencari solusi dengan pemerintah daerah yang terpilih menjadi venue.

”Untuk itu segera dikomunikasikan agar cepat mencari solusi. Apalagi waktunya tinggal setahun,” ucapnya.

Untuk kota Solo, rencananya ada lima lapangan pendukung untuk Piala Dunia U-20. Kelimanya yakni lapangan Kota Barat, Sriwedari, Banyuanyar, Karangasem, dan Sriwaru. Saat ini kelima lapangan tersebut kondisinya masih banyak mengalami kekurangan, mengingat lapangan pendukung harus berstandar internasional.

”Seperti lapangan Kota Barat harus dilebarkan dan dilengkapi fasilitas pendukung," ucapnya.

Selain Stadion Manahan Solo, FIFA telah menunjuk stadion yang menjadi venue yakni Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Stadon Pakansari Bogor, Stadion Mandala Kira Yogyakarta, Stadion Kapten I Wayan Dipta Bali dan Stadion GBK Jakarta.