Home Kesehatan Sifilis Rusak Organ Otak hingga Mengancam Jiwa

Sifilis Rusak Organ Otak hingga Mengancam Jiwa

Jakarta, Gatra.com - Penyakit sifilis atau yang biasa disebut raja singa merupakan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan bakteri Treponema Pallidum, dapat menyebabkan kerusakan serius pada organ pada otak, sistem saraf serta jantung bahkan dapat mengancam jiwa.

Spesialis Kulit dan Kelamin dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional, Dr. dr. Wresti Indriatmi, mengatakan, sifilis merupakan penyakit sistemik yang gejalanya tergantung pada stadium penyakitnya.

Menurutnya, jika tidak segera diobati, penyakit berkembang dalam stadium dengan gambaran klinis yang bervariasi dan tidak khas, kemudian bisa menjadi komplikasi serius dan dapat mempermudah tertular HIV.

Terdapat 4 tahapan stadium atau tingkat sifilis: sifilis primer, sifilis sekunder, sifilis laten, dan sifilis tersier. Sifilis premier, bakteri pada sifilis ini memperbanyak diri pada tempat inokulasi dan membentuk chancre (lesi pada kulit yang keras, tidak gatal, biasanya berdiameter antara 1 cm dan 2 cm).

Sedangkan pada sifilis sekunder, sifilis menyebar ke kelenjar getah bening setempat, kemudian ke pembuluh darah. Adapun pada sifilis laten, sifilis sudah mulai mengenai banyak organ tubuh hingga akhirnya pada tingkatan tertentu.

Terakhir, sifilis tersier, yakni terjadi infeksi atau inflamasi pembuluh darah dalam susunan saraf pusat dan sistem kardiovaskular, atau membentuk lesi gumma. Jika infeksi tidak diobati akan merusak organ-organ tubuh seperti kebutaan, jantung, otak, saraf, pembuluh darah, tulang, kelumpuhan, dimensia, tuli, impotensi, hati bahkan kematian.

Menurut Wresti, tidak ada perbedaan yang terlalu signifikan pada gejala sifilis laki-laki atau perempuan. Namun, penderita laki-laki cenderung lebih banyak dibandingkan perempuan.

Sifilis menular melalui hubungan seks (genito-genital, ano-genital, oro-genital), menular dari ibu hamil kepada bayi atau janin saat dalam kandungan atau ketika melewati jalan lahir yang terdapat lesi sifilis, atau menular melalui darah atau produk darah yang tercemar.

“Sifilis paling mudah menular kepada pasangan seksual dalam stadium primer dan sekunder. Perkiraannya, 3-10% tertular dalam satu kali hubungan seksual dengan pasangan yang terinfeksi sifilis. Masa inkubasinya berkisar 10-90 hari, namun umumnya 21 hari,” ujar Wresti.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sepanjang bulan Juli-September 2019, tercatat sekitar 1.586 pasien sifilis yang diobati di Indonesia.

Sedangkan berdasarkan data distribusi kasus sifilis baru di RS Dr. Cipto Mangunkusumo, terjadi peningkatan jumlah pasien yang berobat akibat sifilis. Pada 2016 tercatat 45 pasien, 2017 sejumlah 49 pasien, dan 2018 meningkat lagi menjadi 63 pasien .

Reporter: HMD

3790