Home Politik PAN Reformasi Menjadi Stigma Buruk Buat Amien Rais

PAN Reformasi Menjadi Stigma Buruk Buat Amien Rais

Kupang, Gatra.com - Wacana pembentukan PAN Reformasi oleh Amien Rais semakin kencang dikritisi pengamat politik. Sejarah mencatat, lahirnya Partai Politik di Indonesia adalah soal kekecewaan terhadap induk partai. Karena ketidakpuasan terhadap proses politik internal itu maka membentuk Partai Baru.

“Faktanya dapat dilihat dari beberapa Partai. Seperti PDI Perjuangan lahir dari PDI, Hanura, Gerindra, Nasdem lahir dari Partai Golkar. PDP lahir dari PDIP, PBR lahir dari PPP, Partai Gelora lahir dari PKS dan Partai Matahari Bangsa (PMB) lahir dari PAN ,” kata pengamat politik Dosen Universitas Muhamadyah Kupang Dr Ahmad Atang, Kamis (12/3).

Lebih lanjut Ahmad Atang menyebutkan sejumlah kader Partai keluar dari partai induk dan mendirikan partai baru, tidak semuanya berhasil eksis dalam peta politik Nasional. "Ada yang berhasil seperti Gerindra dan Nasdem. Tetapi banyak juga yang gagal seperti Hanura, PMB, PDP dan PBR," ujarnya.

Dia memberikan beberapa alasan yakni Amien Rais adalah PAN dan PAN adalah Amien Rais. Maka dengan mendirikan PAN Reformasi sama artinya dengan bunuh diri.

“Amien Rais adalah tokoh sentral dalam PAN yang seharusnya menjadi juru damai terhadap pihak yang berkonflik bukan menjadi pemicu konflik. Sebagai sang Punggawa demokrasi yang semestinya Amien Rais melihat konflik dan perbedaan pendapat di internal PAN adalah bagian dari dinamika demokrasi,” ujar Ahmad Atang.

Amien Rais, tegas Ahmad Atang bukanlah tipe yang menjunjung tinggi asas demokrasi. Karena hasil kongres yang dimenangkan oleh Zulkifli Hasan merupakan bagian dari praktik demokrasi melalui suara terbanyak yang seharusnya dihargai. Menolak hasil kongres sama artinya dengan tidak mengakui demokrasi.

"Di sinilah sikap inkonsistensi Amien Rais. Sehingga dengan mendirikan PAN Reformasi maka Amien Rais secara sengaja membunuh PAN yang ia dirikan. Jika ada yang tidak beres, ada jalur formal yang bisa diuji, yakni pengadilan. Politisi yang negarawan harus menyiapkan pengganti bukan mempertahankan kekuasaan," tegas Ahmad Atang.

Sementara itu sejauh ini di NTT baru dua pengurus PAN Kabupaten yang menyikapi sikap Amin Rais yang mau mendirikan PAN Reformasi. Ketua DPD PAN Kabupaten Sikka, Philips Fransiskus mengatakan pembentukan PAN Reformasi merupakan bagian dari dinamika demokrasi karena persaingan dan perebutan Ketua Umum PAN dalam Kongres di Kendari pada bulan Februari 2020.

“Kami tetap berada dalam rumah besar PAN. Kami bergeming dengan wacana pembentukan PAN Raformasi. Sebagai kader PAN kami menghargai dan menerima hasil kongres sebagai sebuah proses demokrasi di Partai ,” kata Philip Fransiskus.

Wacana pembentukan PAN reformasi, jelas Philips Fransiskus, akan dihormati sebagai bentuk kemerdekaan dari setiap warga negara RI untuk mendirikan partai politik.

“Kami hargai niat Amin Rais membentuk PAN Reformasi. Namun sekali lagi saya tegaskan, bahwa kami tetap komit dalam rumah besar PAN. Karena inilah yang membesarkan kami selama ini dan partai yang lahir dari rahim reformasi,” tegas Philips Fransiskus.

Sikap yang sama dikemukakan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah ( DPD) PAN Kabupaten Kupang. “Kami belum bersikap terkait adanya informasi pembentukan PAN Reformasi oleh Amien Rais," kata Ketua DPD PAN Kabupaten Kupang, Oktafianus Tafo. Ia mengakui sudah mengetahui wacana itu, namun ditegaskan DPD PAN setempat baru mengambil sikap setelah ada petunjuk dari Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PAN NTT.

 

 

303