Home Milenial Ritual Panas Gandong, Penghangat Kekerabatan Dua Negeri

Ritual Panas Gandong, Penghangat Kekerabatan Dua Negeri

Ambon, Gatra.com - Dua negeri (desa) di Maluku, yaitu Negeri Rutong, di Kecamatan Leitimur Selatan, Kota Ambon, dan Negeri Rumahkay di Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), menggelar ritual budaya Panas Gandong, atau menghangatkan kembali ikatan kekerabatan.
 
Ritual adat ini bertujuan untuk mempererat persaudaraan kedua negeri, yang terikat dalam satu gandong (persaudaraan satu kandungan atau hubungan saudara dalam adat Maluku).
 
Ritual Panas Gandong sendiri merupakan seremoni adat yang biasanya dilakukan antara dua atau lebih negeri adat di Maluku, yang punya ikatan kekerabatan. 
 
Selain untuk mempererat persaudaraan, ritual ini juga bertujuan untuk menghangatkan kembali relasi orang basudara, yang percaya bahwa leluhur mereka berasal dari gandong (kandung) yang sama. 
 
Raja Negeri Rutong, Reza Maspaitella menyebutkan, kegiatan Panas Gandong ini adalah bagian dari penjabaran sejarah kedua negeri. 
 
"Kegiatan ini akan berjalan selama empat hari, yang akan diisi dengan berbagai kegiatan dengan tujuan mempererat hubungan kedua Negeri," ujar Reza.
 
Melalui kegiatan adat tersebut, Reza berharap, fondasi atau landasan kasih yang telah diterapkan oleh para leluhur mereka selama ini, bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi masyarakat Negeri Rutong dan Rumahkay, yang akan berdampak bagi pembangunan, baik fisik maupun sumber daya manusia.
 
"Mengingat ini adalah lambang hubungan dari dua kakak beradik, yang memiliki arti sebuah hubungan kasih. Sehingga saya berharap landasan kasih ini kita bisa bagikan sebagai contoh, bukan hanya Maluku, tetapi juga indonesia. Dari Maluku untuk Indonesia," tuturnya.
 
Sementara Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy yang diwakili oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Ambon, Rico Hayat, memberikan apresiasi terhadap kegiatan ritual budaya dua negeri yang nilai historisnya luar biasa dan perlu dilestarikan.
 
"Selain Ambon sudah ditetapkan sebagai Kota Musik Dunia, kita juga akan melestarikan budaya-budaya yang ada di kota ini," ujar Richard. 
 
Dia katakan, kegiatan seperti ini memiliki nilai penting dan strategis bagi upaya untuk kembali mengangkat kembali wibawa dan eksistensi negeri adat, pelestarian budaya, dan kearifan lokal bagi masyarakat Kota Ambon. 
 
Mengingat perkembangan zaman dan teknologi yang semakin modern, Richard katakan, seringkali membawa kecenderungan masyarakat melupakan nilai-nilai budaya, adat istiadat serta kearifan lokal yang telah diwariskan oleh nenek moyang.
 
"Salah satu kearifan lokal itu adalah budaya Gandong, yang merupakan sistem hubungan kekerabatan adik kakak antardua negeri atau lebih, dari satu gandong (kandung) atau garis keturunan yang sama, yang memperbaharui ikatan di tiap generasi, dengan acara Panas Gandong," paparnya. 
 
Menurut Richard, tidak jarang sebagai "anak negeri" yang telah lama keluar dari negerinya, juga tidak mengetahui di mana negeri yang menjadi negeri gandongnya. 
 
Lantaran itu, Richard berharap, adanya kegiatan Panas Gandong antara dua negeri adat ini, akan menjadi contoh agar dapat juga diimplementasikan oleh negeri adat lainnya, baik itu dalam ikatan Gandong maupun Pela, dalam rangka meningkatkan hubungan yang rukun, toleran, selaras, serasi serta harmonis. 
 
Implementasi budaya Gandong antara negeri Rutong dan Rumahkay ini, disebut Richard, juga diharapkan akan membawa dampak positif bagi pengembangan kualitas sumberdaya manusia kedua negeri, serta menjadi suatu kegiatan yang bernilai positif bagi seluruh anak cucu Negeri Rutong dan Rumahkay, baik yang ada di negeri maupun yang ada di tanah Rantau. 
 
"Ini terutama untuk dapat memberikan sumbangsih bagi pembangunan daerah asalnya masing-masing," harap Richard.
1683