Home Ekonomi Permintaan Ikan Anjlok, Petani Karamba WKO Menjerit

Permintaan Ikan Anjlok, Petani Karamba WKO Menjerit

Sragen, Gatra.com - Penjualan ikan budidaya petani keramba Waduk Kedung Ombo (WKO) Sragen menurun drastis. Permintaan ikan dari pengusaha kuliner macet selama wabah virus corona.

"Langganan kita enggak lagi memesan. Bahkan tengkulak dari Bali benar-benar stop membeli. Bisnis lagi terpukul," kata Sumadu petani keramba di WKO yang terletak di Desa Ngargotirto Kecamatan Sumberlawang itu kepada Gatra.com, Selasa (21/4).

Sumadi yang juga ketua Kelompok Petani Keramba Temu Karya ini mengungkapkan, turunnya permintaan konsumen ini membuat kelompoknya kesulitan menjual hasil panen ikan budidayanya.

Padahal, mereka tetap harus menyuplai pakan dan kebutuhan lainnya. Mitra kerja yang kebanyakan pengusaha kuliner, kini banyak yang tak berdagang. Warung-warungnya terdampak kebijakan pembatasan sosial.

Di kelompok ini terdapat 115 petani ikan air tawar dengan area 4 ribu petak keramba. Di hari biasa, kelompok ini mampu menjual 6 ton ikan. Jenisnya bermacam mulai nila, lele, dan kakap.

Sumadi yang memiliki 40 petak keramba mengaku penjualan ikan merosot sampai 50 persen. Sumadi melanjutkan, permintaan yang turun diikuti dengan melemahnya harga jual ikan. Harga ikan nila yang semula berkisar Rp 27 ribu per kilogram, turun hingga Rp 22 ribu per kilogram. Sementara ikan mas turun menjadi Rp 20 ribu per kilogram, dari harga normal Rp 26 ribu per kilogram. Kondisi ini diperparah dengan harga pakan yang naik sekitar Rp 225 per kilogram.

Lesunya pasar ini diakui oleh seorang tengkulak, Ali Syaban. Ia biasa berjualan ikan yang dibelinya dari petani di WKO ke Pasar Kobong Semarang dan Pasar Sayung Demak.

"Sejak pandemi, pembeli enggak terlalu berminat mengonsumsi ikan. Jadi saya juga enggak berani stok normal. Biasanya ambil 8 kuintal, sekarang 4 kuintal saja," jelasnya.

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sragen, M Djazairi mengakui nestapa para petani ikan keramba di WKO.

"Kita sedang lakukan pendataan. Kalau menurut catatan kita total ada sekitar 890 petani keramba terdampak corona," katanya.

430