Home Gaya Hidup Fosil Purba Bicara Harga

Fosil Purba Bicara Harga

Beragam cara dilakukan untuk melindungi benda-benda purbakala di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat bahkan menggelontorkan sejumlah rupiah dalam menyelamatkan barang penuh sejarah tersebut.

Dari waktu ke waktu, makin banyak fosil purba ditemukan kabupaten Kudus. Selama ini, di daerah Kudus telah terdapat Situs Patiayam. Di situs tersebut dibangun museum khusus sebagai tempat penampungan fosil-fosil temuan.

Museum fosil Patiayam masih sangat sederhana, lokasinya di Desa Terban, Jekulo, Kudus, tidak jauh dari Dome Patiayam. Hingga sekarang terkumpul tidak kurang dari 1.3000 fosil purba berusia antara 700.000 sampai 1 juta tahun.

Situs purba Patiayam memiliki persamaan dengan situs purba Sangiran, Trinil, Mojokerto, dan Nganjuk. Keunggulan komparatif situs Patiayam adalah fosilnya yang utuh dikarenakan penimbunan adalah abu vulkanik halus dan pembentukan fosil berlangsung baik. Di sekitaran juga tidak terdapat sungai besar sehingga fosil ini tidak pindah lokasi karena erosi.

Kasi Sejarah Permuseuman dan Kepurbakalaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus, RR Lilik Ngesti W mengatakan, belum lama ini pihaknya menyelematkan fosil fosil vertebrata. Hal ini dilakukan lantaran fosil yang diduga kepala kuda itu, hendak dijual kepada perorangan. "Fosil itu sempat akan dijual. Memang ada biayanya, tetapi kami tidak bisa menyebutkan berapa nilai nominalnya di sini," ujarnya, Rabu (8/7).

Fosil vertebrata tersebut sebelumnya ditemukan di Sungai Lusi turut wilayah kabupaten Grobogan, pada Maret 2020. Transaksi benda yang memiliki nilai historis bukan kali pertama terjadi. Dia mengungkapkan pada tahun 2019, sempat ada seseorang yang hendak menjual fosil gajah purba yang dibandrol seharga Rp25 juta. Namun setelah dilangsungkan pendekatan secara persuasif, benda purbakala tersebut berhasil diselamatkan dan disimpan di Museum Patiayam Kudus.

"Memang bagi kolektor, fosil memiliki nilai yang berharga. Sebenarnya kejadian menjual fosil itu kejadian yang sangat klasik," ungkapnya.

Sementara ini, pihaknya mengaku masih menunggu proses identifikasi yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran. Sehingga jenis fosil kepala yang ditemukan di Kabupaten Grobogan itu dapat diketahui. "Mengingat Kabupaten Kudus belum ada kajian arkeologi, jadi kita minta bantuan Sangiran karena yang ada di sana. Secara sekilas saja, katanya kepala vertebrata," terangnya.

Terpisah, Museum Radya Pustaka yang merupakan museum tertua di Indonesia kembali dibuka setelah selama tiga bulan tidak beroperasi. Dibukanya museum ini bertujuan untuk menggeliatkan kembali wisata edukasi selama pandemi Covid-19.

Pengelola Museum Radya Pustaka, Totok Yasmiran mengatakan telah membuka museum Radya Pustaka sejak akhir Juni lalu. Pasca dibuka, protokol kesehatan diterapkan secara ketat. Mulai dari menyediakan tempat cuci tangan dan handsanitizer, pengecekan suhu tubuh. ”Kami terapkan protokol kesehatan secara ketat,” jelasnya.

Setelah dibuka kembali, hanya ruang pameran saja yang boleh diakses oleh pengunjung. Jumlah pengunjung pun hanya dibatasi 30 orang tiap harinya. Untuk ruang perpustakaan saat ini masih belum bisa diakses. ”Kalau perpustakaan belum bisa diakses umum, hanya peneliti saja yang bisa mengakses. Itu pun harus izin resmi dari Kepala Dinas Kebudayaan,”ucapnya.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Solo Agus Santoso mengatakan sebelum dibuka, dua museum sudah dilakukan penyemprotan disinfektan. Untuk pembukaannya diberlakukan pembatasan-pembatasan sesuai dengan protokol kesehatan. ”Protokol kesehatannya kami berlakukan sesuai aturan, selain itu kami lakukan penyemprotan disinfektan tiap harinya,” tandasnya. Muh Slamet

 

 

43