Home Kebencanaan Kemarau, Potensi Kebakaran di Kawasan Hutan Wonosobo

Kemarau, Potensi Kebakaran di Kawasan Hutan Wonosobo

Wonosobo, Gatra.com - Jumlah kebakaran di pemukiman warga di Wonosobo, Jawa Tengah, sepanjang tahun ini terbilang cukup tinggi, dengan rata-rata mencapai enam kasus tiap bulan. Potensi kebakaran hutan pun diwaspadai sebab menjadi langganan saat musim kemarau. 

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonosobo, Zulfa Akhsan mengatakan, sepanjang tahun ini, sudah ada sekitar 30 kasus kebakaran, mayoritas di pemukiman warga dan sebagian kecil di pabrik kayu. 

Untuk di pemukiman warga, mayoritas disebabkan perapian tradisional atau tungku dapur dan konsleting listrik. Beruntung, tak ada korban jiwa dalam kasus-kasus kebakaran tersebut. 

"Kisarannya memang cukup tinggi, mencapai enam kasus tiap bulan. Belum lagi saat ini memasuki musim kemarau, jadi kewaspadaan harus ditingkatkan," kata Zulfa, Jumat (21/8). 

Di musim kemarau ini, pihaknya juga mewaspadai potensi kebakaran wilayah hutan, dengan titik potensi kebakaran yakni di lereng Gunung Sindoro, Sumbing dan Pakuwojo, serta kawasan hutan pinus di Kaliwiro. 

Meski belum ada kasus, potensinya cukup tinggi, sebab titik-titik tersebut langganan kebakaran di musim kemarau. 

"Kebakaran hutan secara kerugian materi dan ekosistem memang tak terlalu besar. Sebab biasanya yang terbakar adalah padang rumput di lereng gunung serta sebagian kecil di hutan pinus," katanya. 

Upaya penanggulangan kebakaran, katanya, terutama di pemukiman warga, tak cukup memadai dengan hanya tiga unit kendaraan damkar yang tersedia. Terlebih medan di Wonosobo yang bergunung-gunung membatasi efektivitas tim damkar menjangkau lokasi. 

Paling sering, petugas akhirnya hanya melakukan langkah preventif dengan mencegah kebakaran merembet karena terlambat menjangkau lokasi. 

"Idealnya di tiap eks kawedanan seperti di Kaliwiro, Garung dan lainnya ada penempatan mobil dan petugas damkar," katanya. 

230