Home Kesehatan Taj Yasin Sambangi Ponpes, Ingatkan Jogo Tonggo-Jogo Santri

Taj Yasin Sambangi Ponpes, Ingatkan Jogo Tonggo-Jogo Santri

Karanganyar, Gatra.com - Upaya saling menjaga diri dan lingkungan pondok pesantren dari penyebaran Covid-19 diingatkan secara lebih intens. Konsep jogo tonggo dan jogo santri menjadi pilihan tepat untuk diterapkan.

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin kepada para santriwan, santriwati, dan para kyai di Ponpes Nurul Ummah Bangsri Karangpandan serta Ponpes Ilyas Cangakan, Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (23/9). Dikatakannya, semua lembaga pendidikan termasuk pondok pesantren mengalami dampak pandemi Covid-19, dimana proses belajar mengajar terganggu. Bagi pondok pesantren, hal itu seakan lebih berat. Langkah karantina para santri seakan tak berkesudahan.

"Ada 5.000 lebih pondok pesantren di Jawa Tengah. Ada yang belum mulai kegiatannya. Namun sebagian yang sudah mulai, tapi dibatasi. Keberadaan Ponpes menjadi fokus perhatian kami. Di bulan Suawal lalu, Pemprov membahas New Normal  dengan mengundang enam ponpes. Mulai ada gambaran, yakni langkah karantina. Kami meminta konsep jogo tonggo dan jogo santri ini benar-benar diterapkan," katanya.

Jogo tonggo diartikan memberdayakan tetangga sekitar pondok pesantren untuk membantu karantina santri. Taj Yasin menyontohkan, gedung sekolah yang belum dipakai kegiatan belajar mengajar (KBM) dapat dimanfaatkan untuk karantina. Sedangkan jogo santri diartikan saling mengamati aktivitasnya dan melakukan langkah cepat supaya menekan penyebaran Covid-19.

"Mau enggak mau Ponpes harus ikut aktif. Dalam arti, sampai orangtua santri juga. Kemarin santri dipulangkan sebelum liburan sampai melampaui Syawal. Kita memiliki 17 laboratorium dan hampir semua RS milik pemerintah siap menangani. Jika ada indikasi santri sakit, langsung bawa ke RS," katanya.

Dalam berbagai kasus yang diamatinya, kematian pasien Covid-19 lebih banyak disebabkan terlambat ditangani dan adanya penyakit bawaan. Ia kembali mengingatkan masyarakat bahwa terjangkit Covid-19 bukan aib. Penyakit itu bisa disembuhkan, bahkan tingkat kesembuhannya cukup tinggi. Hanya saja, butuh upaya ekstra memulihkan dampak sosial ekonomi.

"Corona masuk pada awal Maret, ketika anggaran sudah selesai dibahas. Tidak ada anggaran khusus untuk itu. Kemudian ada inpres, perpres dan kebijakan menteri supaya pengalihan anggaran bisa dilaksanakan. Untuk membiayai masyarakat terdampak," katanya.

Dalam kunjungannya ke dua ponpes itu, Taj Yasin menyerahkan bantuan masker, thermo gun, dan alat pelindung diri lainnya.

Kepala Ponpes Ilyas Samian Ali mengatakan terdapat 70 santriwan santriwati yang kini menjalani karantina. Mereka baru sekali pulang ke kampung halaman selama masa pandemi Covid-19.

"Pulang 10 hari usai Idul Adha. Setelah itu bawa surat sehat saat kembali ke Ponpes. Kami mewajibkan semua memakai masker dan membatasi tamu luar masuk ke dalam ponpes," katanya.

190