Home Kesehatan Ini Dia Tiga Klaster Super Penyumbang 205 Kasus Covid-19

Ini Dia Tiga Klaster Super Penyumbang 205 Kasus Covid-19

Tegal, Gatra.com - Jumlah kasus Covid-19 di Kota Tegal, Jawa Tengah terus melonjak. Terdapat tiga klaster super yang penularannya menyumbang peningkatan drastis kasus Covid-19.

Wakil Wali Kota Tegal, Mohamad Jumadi mengatakan, jumlah kasus positif Covid-19 hingga Rabu (7/10) mencapai 205 orang. "Dari jumlah itu, ada 120 orang yang sembuh. Artinya separuhnya sembuh. Yang positif juga mayoritas adalah orang tanpa gejala," kata Jumadi, Rabu.

Jumadi mengungkapkan, terdapat tiga klaster penularan yang masih dilakukan pelacakan atau tracing untuk memutus rantai penularan. Tiga klaster aktif itu yakni klaster bus, klaster hotel dan klaster kampung.

Dia menjelaskan, klaster bus muncul dari adanya 34 guru dan kepala sekolah yang melakukan perjalanan ke Purwokerto, Kabupaten Banyumas menggunakan satu bus. Salah satu dari rombongan itu kemudian positif Covid-19 dan meninggal.

"Setelah dilakukan tracing terhadap kasus itu, ada 12 orang yang positif. Jadi total positif dari klaster ini 13 orang dari total rombongan 34 orang. Sisanya negatif," ujarnya.

Sedangkan klaster kampung, lanjut Jumadi, muncul di Kelurahan Pekauman, Kecamatan Tegal Barat. Terdapat 14 orang yang terpapar Covid-19 di kelurahan tersebut.

"Awalnya ada satu warga yang meninggal dan dinyatakan positif Covid-19. Sebelumnya dia dari luar kota, dan memang ada penyakit penyerta. Dari warga yang meninggal itu, kita tracing lalu ada 14 orang yang positif. Itu terdiri dari keluarga dan tetangga sekitar warga yang meninggal itu," jelasnya.

Adapun dari klaster hotel terdapat sembilan orang yang terinfeksi virus corona. Seluruhnya merupakan karyawan di salah satu hotel bintang tiga.

"Sembilan orang ini empat orang dari Kabupaten Tegal, satu orang dari Brebes, dan empat orang Kota Tegal. Sampai saat ini tracing masih berjalan terus. Karena sudah ada klaster, saya minta manajemen hotel untuk menutup sementara hotelnya selama 14 hari," ujar Jumadi.

Jumadi mengatakan, peningkatan jumlah kasus tersebut terjadi karena langkah pelacakan dan tes terus dilakukan. "Kami banyak melakukan tracing dan testing. Kalau WHO targetnya 1 per 1.000, kami tesnya sudah 3 per 1.000," ucapnya.

143